Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Desa Migran Salah Satu Pilihan Tematik Desa Non Pangan @KompasianaDESA

1 Februari 2025   14:23 Diperbarui: 1 Februari 2025   14:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak desa di Indonesia menjadi "kampung migran" karena sebagian besar warganya merantau ke luar negeri sebagai pekerja migran. Uang yang mereka kirim (remitan) sering kali menjadi tulang punggung ekonomi desa. Namun, sayangnya, remitan ini lebih banyak digunakan untuk konsumsi ketimbang investasi jangka panjang. Lalu, bagaimana jika desa bisa mengelola dan memanfaatkan dana ini dengan lebih produktif? Inilah alasan lahirnya Desa Migran Tematik!

Konsep ini bisa menjadi  pengembangan dari program Desa Migran Produktif (Desmigratif) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang berfokus pada pemberdayaan dan perlindungan pekerja migran serta keluarganya. Dengan Desa Migran Tematik, desa tidak hanya menjadi tempat asal pekerja migran, tetapi juga pusat pengelolaan ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Apa Itu Desa Migran ?

Desa Migran  adalah desa yang mengembangkan sistem ekonomi berbasis migrasi. Artinya, desa ini tidak hanya bergantung pada remitan, tetapi juga memanfaatkannya untuk membangun usaha dan fasilitas yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Program ini bertujuan untuk:

  • Membantu pekerja migran dan keluarganya memiliki usaha mandiri.
  • Mengoptimalkan penggunaan remitan untuk pembangunan desa.
  • Meningkatkan perlindungan pekerja migran sejak sebelum berangkat hingga kembali ke tanah air.
  • Menciptakan ekosistem ekonomi desa yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Konsep ini selaras dengan Empat Pilar Desa Migran Produktif (Desmigratif) dari Kemenaker:

  1. Pusat Layanan Migrasi - Menyediakan informasi, pelatihan, dan perlindungan bagi calon pekerja migran dan keluarganya.
  2. Usaha Produktif - Mendorong kemandirian ekonomi bagi keluarga pekerja migran.
  3. Community Parenting - Menyediakan edukasi dan pendampingan bagi anak-anak pekerja migran.
  4. Koperasi Desmigratif - Mengelola investasi dan sistem keuangan berbasis migrasi di desa.

Bagaimana Cara Membangun Desa Migran ?

1. Pemetaan Potensi Desa

Langkah pertama adalah mengidentifikasi potensi desa. Apakah banyak warganya bekerja sebagai migran? Sektor usaha apa yang bisa berkembang dengan dana remitan? Apakah ada keterampilan dari pekerja migran yang bisa diterapkan di desa setelah mereka kembali? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi dasar untuk menentukan arah pengembangan desa.

2. Menyusun Aturan dan Kebijakan Desa

Agar Desa Migran Tematik berjalan efektif, diperlukan regulasi di tingkat desa, misalnya:

  • Peraturan desa (Perdes) tentang pengelolaan dana remitan dan program pemberdayaan.
  • Pembentukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) berbasis migran untuk mengelola usaha produktif.
  • Kerja sama dengan Kemenaker, Kementerian P2MI, dan pemerintah daerah untuk memperkuat perlindungan migran.

3. Pelatihan dan Pendampingan bagi Pekerja Migran dan Keluarga

  • Pelatihan Pra-Keberangkatan: Membekali calon pekerja migran dengan keterampilan dan literasi keuangan.
  • Pendidikan Keuangan bagi Keluarga: Agar uang yang dikirim tidak habis untuk konsumsi semata, tetapi bisa diinvestasikan.
  • Pendampingan Pasca-Kepulangan: Membantu pekerja migran yang kembali agar bisa memanfaatkan keahlian dan tabungan mereka untuk usaha mandiri.

4. Mengembangkan Ekonomi Desa Berbasis Migrasi

  • Mendirikan Inkubator Bisnis Migran yang menyalurkan modal dari remitan ke sektor produktif seperti pertanian modern, pariwisata, kuliner, atau kerajinan khas desa.
  • Membentuk Koperasi Desa Migran untuk mengelola investasi kolektif dari pekerja migran dan keluarganya.
  • Memanfaatkan Teknologi Digital untuk memperluas pemasaran produk desa, baik di dalam maupun luar negeri.

5. Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Desa

  • Membangun Pusat Layanan Migran untuk membantu pekerja migran dan keluarganya.
  • Menyediakan pusat pelatihan keterampilan berbasis teknologi dan inovasi.
  • Memastikan akses permodalan bagi usaha kecil berbasis migran agar berkembang lebih cepat.

6. Menjalin Kerja Sama dan Jaringan Desa Migran

  • Bekerja sama dengan universitas, LSM, dan sektor swasta untuk pengembangan keterampilan dan usaha.
  • Memanfaatkan program dari Kemenaker dan BP2MI untuk mendukung pembangunan desa berbasis migrasi.
  • Membangun jaringan antar-desa migran agar bisa berbagi pengalaman dan inovasi.

Dampak Positif Pengembangan  Desa Migran 

Ekonomi Desa Lebih Mandiri: Dana remitan digunakan untuk usaha produktif, bukan sekadar konsumsi.
Pekerja Migran Sejahtera: Mereka memiliki keterampilan dan usaha yang bisa dikembangkan setelah kembali ke tanah air.
Perlindungan Pekerja Migran Lebih Kuat: Ada sistem yang memastikan hak-hak pekerja migran terpenuhi.
Masyarakat Desa Lebih Sejahtera: Kehidupan keluarga migran meningkat, angka kemiskinan berkurang.

Desa Migran adalah jawaban atas tantangan ekonomi desa yang selama ini bergantung pada remitan. Dengan pendekatan yang lebih terstruktur, desa bisa menjadi pusat ekonomi berbasis migrasi yang tidak hanya mengandalkan pekerja migran, tetapi juga memberdayakan mereka dan keluarganya.

Dengan adanya SEB dari empat menteri yang mendukung pengelolaan pekerja migran di tingkat desa, kini saatnya desa-desa migran bertransformasi menjadi desa yang produktif, mandiri, dan berkelanjutan. Karena sejatinya, desa bukan hanya tempat asal pekerja migran, tetapi juga bisa menjadi tempat mereka membangun masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun