Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Siap Siap BUMDes Bisa Dilibas KUD Ketika Tidak Mempersiapkan Diri @KompasianaDESA

29 Januari 2025   21:56 Diperbarui: 29 Januari 2025   21:07 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah menunjukkan bahwa Badan Usaha Unit Desa (BUUD) yang dikembangkan pada era Orde Baru akhirnya ditransformasikan menjadi Koperasi Unit Desa (KUD) pada tahun 1973. Transformasi ini terjadi karena pemerintah melihat kelemahan dalam pengelolaan BUUD dan ingin memperkuat peran koperasi dalam sistem perekonomian pedesaan.

Kini, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menghadapi tantangan serupa. Dengan adanya wacana pemerintah untuk kembali memperkuat KUD, terutama melalui program revitalisasi yang didorong oleh Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono, muncul kekhawatiran bahwa BUMDes akan mengalami nasib yang sama seperti BUUD, yaitu tidak mampu beradaptasi dan akhirnya tersisih oleh sistem ekonomi desa yang lebih kuat.

Dampak Revitalisasi KUD terhadap BUMDes

Program revitalisasi KUD yang menjadi prioritas di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto tidak hanya bertujuan menghidupkan kembali koperasi pedesaan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Beberapa dampak yang berpotensi melemahkan BUMDes antara lain:

  1. KUD Mendapatkan Dukungan Penuh Pemerintah

    • Jika revitalisasi KUD disertai dengan bantuan modal, kebijakan regulasi yang lebih kuat, serta dukungan kelembagaan, maka posisi BUMDes dalam ekonomi desa bisa semakin melemah.
    • KUD yang direvitalisasi bisa mendapatkan hak distribusi utama pupuk bersubsidi dan hasil panen petani, yang sebelumnya bisa menjadi peran BUMDes.
  2. Fokus KUD pada Sektor Pertanian Bisa Menggeser Peran BUMDes

    • Banyak BUMDes saat ini bergerak di sektor pertanian dan perdagangan hasil bumi, namun jika KUD mengambil alih peran ini, BUMDes bisa kehilangan pangsa pasarnya.
    • Dengan jaringan yang lebih luas dan dukungan dari Kementerian Koperasi serta dinas terkait, KUD berpotensi menjadi pemain dominan dalam rantai distribusi komoditas pertanian di desa.
  3. Kemungkinan Integrasi atau Penggabungan dengan KUD

    • Pemerintah bisa saja mengambil kebijakan agar BUMDes beroperasi di bawah KUD, sehingga peran BUMDes menjadi lebih terbatas dan hanya berfungsi sebagai unit usaha kecil di tingkat desa.
    • Jika ini terjadi, maka BUMDes tidak lagi memiliki kebebasan dalam mengelola usaha secara mandiri dan harus mengikuti arahan dari KUD yang lebih besar.

Bagaimana BUMDes Bisa Bertahan dan Tidak Bernasib Seperti BUUD?

Agar tidak tersingkir oleh KUD yang direvitalisasi, BUMDes harus segera melakukan transformasi cepat dengan strategi berikut:

  1. Membangun Keunggulan Kompetitif di Luar Sektor yang Dikuasai KUD

    • Jika KUD fokus pada pertanian dan distribusi pupuk, BUMDes bisa fokus pada sektor lain seperti pariwisata desa, industri kreatif, layanan keuangan berbasis digital, atau pengelolaan aset desa.
    • BUMDes dapat memperkuat platform perdagangan digital untuk membantu UMKM desa menjual produk mereka lebih luas.
  2. Berkolaborasi dengan KUD daripada Bersaing

    • Daripada berkompetisi langsung, BUMDes bisa menjadi mitra KUD dalam sektor-sektor tertentu, misalnya dalam pengolahan hasil pertanian atau pemasaran produk lokal.
    • BUMDes bisa berperan sebagai jaringan distribusi produk desa di luar lingkup koperasi, seperti pengelolaan toko desa atau jasa pengiriman berbasis lokal.
  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun