mafia' pertama kali muncul dalam literatur Italia pada tahun 1668. Kata ini ditemukan dalam sebuah daftar nama para pembangkang yang ditawan oleh pemerintah pada masa itu. Salah satu nama yang menarik perhatian adalah seorang perempuan penyihir yang menambahkan kata 'mafia' di belakang namanya. Dalam konteks ini, 'mafia' memiliki arti "pemberani", "penuh ambisi", dan "arogan". Namun, sifat-sifat tersebut pada masa itu dianggap tidak sesuai dengan perempuan, sehingga kata 'mafia' mulai mendapatkan stereotip yang sangat lekat dengan sifat-sifat maskulin. Seiring berjalannya waktu, konotasi kata ini menjadi semakin negatif di telinga masyarakat Italia.
Istilah 'Dalam perkembangannya, istilah 'mafia' tidak lagi merujuk pada individu, melainkan digunakan untuk menggambarkan kelompok kejahatan terorganisir yang sangat berkuasa. Mafia identik dengan kelompok yang memiliki sumber daya finansial besar yang diperoleh melalui aktivitas ilegal. Dengan kekayaan tersebut, mafia mampu membeli aparat penegak hukum dan memengaruhi keputusan politis, menjadikan kejahatan mereka sulit diberantas. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Italia, tetapi juga berkembang di banyak negara, termasuk Indonesia.
Mafia di Indonesia: Bentuk-Bentuk dan Pengaruhnya
Di Indonesia, fenomena mafia telah menjalar ke berbagai sektor kehidupan. Istilah mafia di sini merujuk pada jaringan kolusi dan korupsi yang terorganisir, di mana kekuasaan dan uang menjadi alat utama untuk memanipulasi sistem. Beberapa contoh mafia yang sering dibahas adalah:
Mafia Hukum dan PeradilanDalam bidang hukum, mafia memanipulasi proses peradilan untuk melindungi pelaku kejahatan atau menghukum pihak-pihak yang tidak bersalah. Skandal kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo menjadi salah satu contoh di mana integritas institusi penegak hukum dipertanyakan.
Mafia Politik dan JabatanDalam dunia politik, mafia menggunakan uang dan kekuasaan untuk menentukan siapa yang menduduki jabatan penting. Pemilihan pejabat tertentu sering kali bukan berdasarkan kompetensi, melainkan hasil dari praktik kolusi yang melibatkan pemberian suap atau fasilitas tertentu.
Mafia PajakMafia pajak memainkan peran besar dalam manipulasi data perpajakan demi menghindari kewajiban membayar pajak yang seharusnya. Praktik ini merugikan negara dalam jumlah besar, sekaligus menciptakan ketidakadilan bagi masyarakat yang taat pajak.
Mafia TanahKonflik agraria yang sering terjadi di Indonesia, seperti kasus pemagaran laut di Tangerang, menunjukkan bagaimana mafia tanah memanfaatkan kekosongan hukum untuk merebut lahan atau sumber daya masyarakat kecil. Mereka sering kali bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengesahkan tindakan ilegal ini.
Kolusi: Fondasi Utama Mafia
Praktik kolusi menjadi fondasi utama bagi terbentuknya mafia di Indonesia. Kolusi adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan dengan kesepakatan rahasia antara penyelenggara negara dan pihak lain. Biasanya, kolusi melibatkan pemberian uang atau fasilitas tertentu untuk mempermudah urusan, baik di bidang ekonomi maupun politik. Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merugikan masyarakat dan negara secara luas.
Kasus-kasus yang melibatkan kolusi di Indonesia sering kali terorganisir dengan sangat baik, sehingga layak disebut sebagai kerja mafia. Sebagai contoh:
Kasus yang melibatkan mantan pejabat Kejaksaan Agung, Abdul Kohar, yang diduga melakukan pemufakatan jahat untuk melakukan suap. Kasus ini menunjukkan bagaimana korupsi di institusi hukum dapat terjadi melalui kolusi terstruktur.
Pemagaran laut di Tangerang, di mana mafia tanah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menguasai wilayah pesisir, merugikan masyarakat lokal yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.
Uang dan Kekuasaan: 'Godfather' di Indonesia
Fenomena mafia di Indonesia memiliki kesamaan dengan kisah dalam film The Godfather (1972). Dalam film tersebut, 'Godfather' digambarkan sebagai pelindung yang memberikan perlindungan kepada imigran Italia di Amerika dengan imbalan sebagian penghasilan mereka. Konsep ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dan uang menjadi pilar utama kekuatan mafia.
Di Indonesia, uang dan kekuasaan politik dapat diibaratkan sebagai 'Godfather'. Dengan kekayaan yang dimiliki, mafia mampu memengaruhi keputusan politik, hukum, dan ekonomi. Mereka menciptakan jaringan yang saling menguntungkan di antara para elit, sehingga sulit bagi pihak luar untuk mengungkap dan membongkar kejahatan yang mereka lakukan.
Sebagai contoh, kasus pembunuhan Ferdy Sambo menunjukkan bagaimana seorang pejabat tinggi mampu menggunakan pengaruhnya untuk memanipulasi sistem hukum. Demikian pula dengan kasus korupsi yang melibatkan mantan pejabat Kejaksaan Agung, di mana kolusi antara pejabat dan pihak swasta menunjukkan kekuatan uang dalam memengaruhi penegakan hukum.
Tantangan Pemberantasan Mafia di Indonesia
Kehadiran mafia dalam berbagai lini kehidupan di Indonesia memberikan dampak yang sangat merugikan. Beberapa dampak tersebut antara lain:
Ketidakadilan SosialMafia menciptakan ketimpangan dalam akses keadilan, di mana hanya pihak yang memiliki uang dan kekuasaan yang bisa memenangkan suatu perkara.
Kerugian EkonomiPraktik korupsi dan kolusi yang dilakukan oleh mafia mengakibatkan kebocoran anggaran negara yang sangat besar. Hal ini mengurangi dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Erosi Kepercayaan PublikKetidakmampuan pemerintah dan institusi hukum untuk memberantas mafia menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan pada sistem yang ada.
Pemberantasan mafia di Indonesia menghadapi tantangan besar, terutama karena keterlibatan pihak-pihak berpengaruh dalam jaringan mafia tersebut. Namun, beberapa langkah strategis dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini:
Penguatan Penegakan HukumInstitusi penegak hukum harus diberi wewenang yang kuat dan diawasi secara ketat untuk memastikan integritas mereka dalam menjalankan tugasnya.
Transparansi dan AkuntabilitasProses pengambilan keputusan di bidang politik, hukum, dan ekonomi harus dilakukan secara transparan, sehingga tidak ada celah bagi mafia untuk memanipulasi sistem.
Partisipasi MasyarakatMasyarakat harus diberdayakan untuk mengawasi dan melaporkan praktik kolusi dan korupsi di lingkungannya.
Fenomena mafia di Indonesia menunjukkan betapa kuatnya pengaruh uang dan kekuasaan dalam memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Dengan praktik kolusi yang terorganisir, mafia tidak hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga menciptakan ketidakadilan sosial dan mengikis kepercayaan publik pada institusi pemerintahan. Untuk memberantas mafia, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah, penegak hukum, hingga masyarakat.Â
Tanpa upaya bersama, mafia akan terus menjadi ancaman serius bagi keadilan dan kemakmuran di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI