Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Obrolan Kepala Desa Kohod yang lagi Hot di Peron Stasiun Gambir @KompasianaDESA

28 Januari 2025   21:59 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:05 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by ChatGPT

Hiruk-pikuk Stasiun Gambir menjelang libur panjang selalu punya cerita sendiri. Orang-orang berlalu-lalang dengan langkah tergesa, entah ingin cepat sampai di kampung halaman atau sekadar tak mau ketinggalan kereta. Di tengah keramaian itu, seorang lelaki paruh baya dengan ransel hitam di punggung melangkah ke arah peron. Tangannya sibuk membuka bungkus rokok baru, sesekali melirik ke arah ujung peron---tempat favoritnya untuk menikmati sebatang rokok sebelum perjalanan panjang.

Namun, langkahnya terhenti mendadak ketika ia tanpa sengaja menabrak seseorang. Bungkus rokok di tangannya hampir terjatuh. "Eh, maaf, mas---" Ia mengangkat wajahnya, lalu terkesiap.

"Budi?" Lelaki yang ditabraknya menatapnya dengan ekspresi terkejut, lalu tersenyum lebar. "Ternyata bener kamu!"

"Doni? Ya ampun, lama banget nggak ketemu!" Mereka berjabat tangan erat, sama-sama tertawa kecil mengingat masa lalu yang entah kapan terakhir mereka bahas.

Tanpa banyak basa-basi, mereka berdua melangkah bersama ke tempat merokok di ujung peron. Budi menyulut rokoknya, sementara Doni merogoh ransel yang menggantung di pundaknya. "Ngopi dulu, Bud. Rokok tanpa kopi itu kayak jomblo tanpa pasangan, nggak lengkap rasanya," katanya sambil menyodorkan botol kopi dingin.

"Setuju banget!" Budi tertawa sambil menerima botol itu. "Kamu masih suka ngelucu aja, Don"

Doni mengangkat bahu dengan santai. "Namanya hidup, Bud. Kalau terlalu serius, nanti cepat tua."

Sambil menikmati kopi dan rokok, obrolan mereka mengalir begitu saja. Dari nostalgia masa sekolah hingga pembicaraan tentang isu-isu yang belakangan ramai diperbincangkan.

"Kamu dengar nggak soal Kades Kohod yang bikin heboh itu?" tanya Doni sambil menyandarkan tubuhnya ke pagar pembatas peron.

"Oh, yang katanya nyolot ke Menteri BPN itu?" jawab Budi. "Nggak masuk akal, Don. Gimaanceritanya ada kades berani kayak gitu kalau nggak ada backing-an."

"Betul! Pasti ada yang jagain dia dari belakang. Tapi kalau dipikir-pikir, ngapain dia punya backing dan ada Backingannya kalau memang nggak melanggar hukum, ya?" Doni menghembuskan asap rokoknya perlahan, matanya menerawang ke arah kereta yang sedang dipersiapkan untuk keberangkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun