desa, NGOBROL PAGI 004 menggambarkan dinamika, tantangan, dan peluang dalam pendampingan desa. Diskusi yang diadakan oleh RPDN Chapter Pendampng ini menghadirkan berbagai isu yang relevan dengan pendampingan profesional, seperti perencanaan, alokasi dana desa, dan koordinasi antar-stakeholder. NGOBROL PAGI Senin 20 Â Januari ini menjadi wadah penting bagi pendamping desa untuk berbagi pengalaman, mengevaluasi kebijakan, serta mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi.
Dalam upaya memperkuat pembangunanPentingnya Komunikasi dan Sinkronisasi
Salah satu poin utama yang diangkat adalah perlunya komunikasi yang lebih efektif antara pendamping desa, pemerintah daerah, dan kementerian terkait. Dalam diskusi, terungkap bahwa sering kali terdapat kesenjangan dalam sinkronisasi program dan kebijakan yang berdampak pada pelaksanaan di tingkat desa. Misalnya, adanya keluhan tentang bagaimana dana desa sering kali seluruhnya dilimpahkan ke desa tanpa koordinasi yang baik dengan dinas terkait. Hal ini menciptakan persepsi negatif di masyarakat, di mana pembangunan yang terhambat dianggap sebagai kegagalan kepala desa.
Sebagai solusi, para peserta diskusi mengusulkan adanya peran aktif dinas terkait dalam mendorong sinkronisasi visi dan misi kepala desa. Selain itu, penguatan komunikasi antara pendamping lokal desa (PLD) dan perangkat kabupaten dapat membantu memastikan keberlanjutan program yang lebih baik. Dengan langkah ini, dana desa diharapkan dapat digunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Harmonisasi Kebijakan dan Implementasi
Isu lain yang muncul adalah kurangnya harmonisasi dalam implementasi kebijakan antar-kecamatan. Dalam beberapa kasus, kebijakan di satu kecamatan berbeda dengan kecamatan lain meskipun berada dalam satu kabupaten. Ketidakkonsistenan ini menciptakan kebingungan bagi pendamping desa dan masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, NGOBROL PAGI diskusi ini mendorong adanya koordinasi yang lebih intensif di tingkat kabupaten. Arahan kebijakan yang jelas dan seragam dapat membantu desa memahami prioritas pembangunan tanpa menimbulkan perbedaan yang signifikan antar wilayah. Selain itu, penguatan peran mentoring dari pendamping senior atau pihak kabupaten dapat memperkecil kesenjangan dalam pelaksanaan kebijakan.
Efisiensi dan Pengawasan Penggunaan Dana Desa
NGOBROL PAGI ini juga menyoroti efisiensi dalam penggunaan dana desa. Salah satu contoh konkret yang diangkat adalah pengeluaran yang berlebihan untuk pendataan yang sebenarnya bisa diintegrasikan. Dalam satu desa, lima jenis pendataan menghabiskan dana hingga Rp 15 juta, sedangkan data yang didapatkan relatif sama. Ketidakefisienan ini menjadi sorotan karena dana tersebut seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur atau kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Sebagai respons, peserta NGOBROL PAGI mengusulkan integrasi sistem pendataan untuk mengurangi pemborosan. Dengan memanfaatkan teknologi dan memprioritaskan data yang relevan, pemerintah desa dapat mengalokasikan anggaran dengan lebih bijaksana. Selain itu, perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana desa untuk mencegah penyalahgunaan juga menjadi agenda penting.
Tantangan dalam Pendampingan dan Peningkatan Kapasitas