Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Yakin Perlu ? Sinergi dan Inovasi dalam Pendampingan Desa @KompasianaDESA

20 Januari 2025   14:01 Diperbarui: 20 Januari 2025   14:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( Sumber: Guru Inovatif )

Dalam upaya memperkuat pembangunan desa, NGOBROL PAGI 004 menggambarkan dinamika, tantangan, dan peluang dalam pendampingan desa. Diskusi yang diadakan oleh RPDN Chapter Pendampng ini menghadirkan berbagai isu yang relevan dengan pendampingan profesional, seperti perencanaan, alokasi dana desa, dan koordinasi antar-stakeholder. NGOBROL PAGI Senin 20  Januari ini menjadi wadah penting bagi pendamping desa untuk berbagi pengalaman, mengevaluasi kebijakan, serta mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi.

Pentingnya Komunikasi dan Sinkronisasi

Salah satu poin utama yang diangkat adalah perlunya komunikasi yang lebih efektif antara pendamping desa, pemerintah daerah, dan kementerian terkait. Dalam diskusi, terungkap bahwa sering kali terdapat kesenjangan dalam sinkronisasi program dan kebijakan yang berdampak pada pelaksanaan di tingkat desa. Misalnya, adanya keluhan tentang bagaimana dana desa sering kali seluruhnya dilimpahkan ke desa tanpa koordinasi yang baik dengan dinas terkait. Hal ini menciptakan persepsi negatif di masyarakat, di mana pembangunan yang terhambat dianggap sebagai kegagalan kepala desa.

Sebagai solusi, para peserta diskusi mengusulkan adanya peran aktif dinas terkait dalam mendorong sinkronisasi visi dan misi kepala desa. Selain itu, penguatan komunikasi antara pendamping lokal desa (PLD) dan perangkat kabupaten dapat membantu memastikan keberlanjutan program yang lebih baik. Dengan langkah ini, dana desa diharapkan dapat digunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Harmonisasi Kebijakan dan Implementasi

Isu lain yang muncul adalah kurangnya harmonisasi dalam implementasi kebijakan antar-kecamatan. Dalam beberapa kasus, kebijakan di satu kecamatan berbeda dengan kecamatan lain meskipun berada dalam satu kabupaten. Ketidakkonsistenan ini menciptakan kebingungan bagi pendamping desa dan masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, NGOBROL PAGI diskusi ini mendorong adanya koordinasi yang lebih intensif di tingkat kabupaten. Arahan kebijakan yang jelas dan seragam dapat membantu desa memahami prioritas pembangunan tanpa menimbulkan perbedaan yang signifikan antar wilayah. Selain itu, penguatan peran mentoring dari pendamping senior atau pihak kabupaten dapat memperkecil kesenjangan dalam pelaksanaan kebijakan.

Efisiensi dan Pengawasan Penggunaan Dana Desa

NGOBROL PAGI ini juga menyoroti efisiensi dalam penggunaan dana desa. Salah satu contoh konkret yang diangkat adalah pengeluaran yang berlebihan untuk pendataan yang sebenarnya bisa diintegrasikan. Dalam satu desa, lima jenis pendataan menghabiskan dana hingga Rp 15 juta, sedangkan data yang didapatkan relatif sama. Ketidakefisienan ini menjadi sorotan karena dana tersebut seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur atau kebutuhan lain yang lebih mendesak.

Sebagai respons, peserta NGOBROL PAGI mengusulkan integrasi sistem pendataan untuk mengurangi pemborosan. Dengan memanfaatkan teknologi dan memprioritaskan data yang relevan, pemerintah desa dapat mengalokasikan anggaran dengan lebih bijaksana. Selain itu, perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana desa untuk mencegah penyalahgunaan juga menjadi agenda penting.

Tantangan dalam Pendampingan dan Peningkatan Kapasitas

Diskusi juga mengangkat tantangan yang dihadapi pendamping desa dalam menjalankan tugasnya. Beberapa pendamping merasa kurang dihargai atau tidak memiliki dukungan yang memadai dari pemerintah daerah. Bahkan, ada pendamping yang merasa terisolasi karena tidak adanya mentor yang dapat memberikan arahan.

Dalam hal ini, NGOBROL PAGI ini menginisiasi berbagai kegiatan pelatihan dan diskusi untuk meningkatkan kapasitas pendamping desa. NGOBROL PAGI ini juga menjadi tempat berbagi pengalaman, sehingga pendamping dapat belajar dari praktik terbaik di daerah lain. Keberadaan NGOBROL PAGI seperti ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan diri pendamping dalam melaksanakan tugas mereka.

Mengadopsi Pendekatan Inklusif dan Partisipatif

Salah satu kekuatan dari diskusi ini adalah pendekatannya yang inklusif dan partisipatif. Setiap peserta, dari tingkat desa hingga kabupaten, diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka. Hal ini menciptakan suasana saling belajar dan kolaborasi yang mendalam.

Pendekatan ini juga relevan dalam konteks pembangunan desa. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program, pemerintah desa dapat memastikan bahwa kebutuhan lokal benar-benar terpenuhi. Selain itu, transparansi dalam proses ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa.

Menjaga Semangat dan Solidaritas

NGOBROL PAGI ini juga menekankan pentingnya menjaga semangat dan solidaritas di antara para pendamping desa. Dalam suasana yang penuh tantangan, kebersamaan menjadi kunci untuk tetap fokus pada tujuan bersama, yaitu memajukan desa.

NGOBROL PAGI ini mengingatkan bahwa setiap pendamping memiliki peran penting dalam membangun desa. Dengan dukungan dari berbagai pihak, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Pesan ini sangat relevan, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks di tingkat desa.

Diskusi ini telah membuktikan bahwa diskusi yang konstruktif dapat menghasilkan ide-ide segar dan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam pendampingan desa. Dengan memperkuat komunikasi, sinkronisasi kebijakan, dan efisiensi penggunaan dana desa..

Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi yang tinggi, pendamping desa dapat menjalankan perannya dengan lebih baik, membawa perubahan positif bagi masyarakat, dan mewujudkan visi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun