Pada trial kedua kami mencoba untuk menyangrai dahulu ikan pe asap sebelum ditambahkan rempah untuk mengurangi kadar minyak dan mengantisipasi kesalahan yang sama pada trial pertama, Kami juga menambahkan daun salam dan daun jaeruk purut untuk mengurangi bau dari rasa ikan pe asap terebut. Hasil setelah penyangraian, kandungan minyak abon ikan pe asap cukup rendah namun teksturnya terlalu kering dan kurang bisa dinikmati.Â
Hasil produk abon pada trial kedua telah dikonsultasikan kepada mas Frans selaku pemilik UMKM ikan pe asap dimana, menurut beliau untuk rasa sudah enak namun disarankan menambahkan gula aren sebagai pengganti gula dan mengurangi aroma ikan pe yang kuat. Berdasarkan masukan tersebut kami mulai melakukan trial ketiga.
Di trial ketiga, setelah penghalusan daging ikan pe asap tidak dilakukan penyangraian dua kali agar tekstur tidak terlalu kering. Melainkan langsung disangrai bersama rempah dan bumbu lainnya. Hasil dari trial ketiga sudah mendapatkan rasa, tekstur, warna dan aroma yang diinginkan. Kami juga melakukan uji rasa kepada beberapa perangkat desa dan warga sekitar posko, dimana hasil dari trial ketiga ini sudah memuaskan.
Tahap selanjutnya, kami melakukan branding produk dengan melakukan pengemasan dalam standing pouch dan pelabelan. Nama produk yang kami angkat yaitu Abon Ikan Pe Assab (Asli Sabrang).Â
Harga produk  abon ikan pe assab (Asli Sabrang) yaitu, Rp.15.000 dalam kemasan 50 gram. Dalam pemasaran produk, digital marketing menjadi salah satu peluang diantaranya yaitu shopee, instagram, dan facebook. Inovasi produk abon ikan pe assab ini telah mendapatkan mitra untuk dilanjutkan kedepannya.Â
Desbumi Harmonis Desa Sabrang merupakan mitra dari produk inovasi ini. Untuk mendukung hal tersebut, akan diadakan program pelatihan terkait proses pengolahan abon ikan pe assab bersama Desbumi Harmonis. Sedangkan, untuk program pemasaran langsung dari produk inovasi akan diadakan sosialisasi bersama Ibu PKK Desa Sabrang.