darurat sampah di wilayah Bandung raya, termasuk Kota Bandung kian terasa. Setelah TPPAS Sari Mukti diambang overload menampung sampah, Pemda kini menggencarkan kembali pengurangan sampah dan pemilahan jenis-jenis sampah di masyarakat. Bahkan, semua elemen turut dikerahkan termasuk sejumlah perguruan tinggi, termasuk Telkom University (Tel-U).
Kondisi
Tel-U turut menandatangani Piagam deklarasi Bersama Penanganan sampah kota Bandung bersama LLDIKTI dan Pemprov Jabar serta Pemkot Bandung, Senin (21/10) dalam cara University Leader Forum di Ged. Damar. Tel-U pun menerjunkan dosen dan mahasiswanya untuk kegiatan pendampingan, edukasi dan penyuluhan ke masyarakat di lima kelurahan Kota Bandung. Para mahasiswa juga turut memonitoring proses pengelolaan sampah di setiap TPS kelurahan yang dilakukan petugas bersama tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Bandung dan LLDIKTI. Mahasiswa yang terjun langsung diberikan nilai kuliah dan dikonversikan dalam SKS sebagai bagian dari problem solving isu sentral di masyarakat atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat (abdimas).
Pada tanggal 12 November 2024 bertempat di kampus Tel-U, telah dilaksanakan Workshop Pengelolaan Sampah bersama DLHK Kota Bandung untuk dosen dan mahasiswa sebagai pembekalan dalam mendampingi pelaksanaan program di masing-masing kelurahan. Bapak Dedy Darmawan sebagai narasumber menyampaikan bahwa, "Sampah memiliki nilai ekonomis yang berbeda-beda jika dipilah dengan baik sesuai jenisnya".
Salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan abdimas, Suryatiningsih, S.T., M.T., CHt., OCA., menyebutkan, dirinya mendampingi mahasiswa di TPS wilayah Kelurahan Antapani Kidul. "Bentuk kegiatannya, kami memberikan edukasi dan pendampingan bersama tim DLH dengan penyuluhan ke warga. Mahasiswa pun nanti turut mengawasi kondisi pengelolaan sampah di lapangan, jika ada kesulitan apa yang dapat kami bantu. Untuk kota Bandung memang pengelolaan sampah sudah well educated dan sudah harus dipilah. Kegiatan ini hanya berlangsung dari 1 - 28 November 2024. Jadi, per 28 November jika sampah tidak dipilah, maka tidak akan diangkut, itu sudah harga mati. Kebetulan, kami mendapat dana CSR dari PT Telkom melalui Unit DCS Tel-U yang tertarik dengan inovasi pengelolaan sampah dengan budidaya maggotisasi berbasis teknologi bersama startup Redooceit, dengan dana sebesar Rp 140 juta," paparnya.
Penulis: Ipet Tel-U
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI