Pertama sekali kita mengucapkan syukur sebesar-besarnya kapada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita telah menerima berkat-berkatnya hingga sekarang ini, hingga kita boleh menghembuskan nafas kita dan hingga saya boleh mengetik kata demi kata tulisan ini. Saya juga bersyukur setelah hampir satu tahun yang lalu saya membuat akun saya ini tepat di bulan Juli 2019 dan saya bisa membuat tulisan lagi hari ini, tulisan pertama saya tahun 2020 setelah hampir satu tahun saya tinggalkan sejenak karena kesibukan penyelesaian perkuliahan saya. Terima kasih untuk semua pihak karena saya telah menyelesaikan perkuliahan saya dari Politeknik Negeri Medan Diploma 3 Program Studi Akuntansi. Terima kasih buat Kompasiana yang telah menjadi ruang untuk saya boleh mengekspresikan diri saya, menjadi sumber bacaan saya selama hampir 3 tahun terakhir. Menjadikan saya terinspirasi untuk menulis yang walaupun tulisan saya belum bisa dikatakan bagus baik secara susunan kata dan makna.Â
Situasi sulit sekarang ini mendorong saya kembali untuk menulis mengenai sikap kita dalam menghadapi pandemi yang dialami oleh dunia sekarang ini. Bukan menjadi hal yang dianggap remeh lagi karena situasi sekarang ini telah merenggut banyak nyawa di banyak negara termasuk di Indonesia sendiri. Entah bagaimana datangnya pandemi ini tapi yang pasti ini situasi yang menyulitkan bagi semua pihak di seluruh dunia. Dunia bisnis, olahraga, seni dan budaya, politik dan sebagainya terganggu akibat pandemi ini. Lockdown menjadi pilihan bagi beberapa negara seperti China yang menjadi awal munculnya virus tersebut yang telah merenggut banyak nyawa di negera tersebut, akan tetapi tidak sedikit juga yang dinyatakan sembuh. Negara dengan ekonomi yang kuat, kesiapan, kecepatan dalam bidang teknologi dan kesehatan membuat warga negaranya yang dinyatakan positif segera dapat disembuhkan. Negara lainnya yang menerapkan lockdown adalah Itali, Prancis, Irlandia dan negara-negara lainnya. Bagaimana dengan negara kita tercinta Indonesia?. Sempat dikatakkan lalai dan terlambat dalam penganganan dan penanggulangan virus corona, dan dinyatakan masih positif corona setelah dibeberapa negara tetangga telah ada yang positif akhirnya negara kita menerapkan berbagai strategi untuk penanganan corona karena warga negaranya telah banyak yang positif corona dan banyak pula yang dinyatakan tewas akibat corona. Social distancing, physical distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan Pembatasan Sosial Berskala Daerah di berbagai daerah di Indonesia termasuk di desa-desa.
Banyak warga negara kita yang takut terhadap virus ini akibatnya dengan sangat baik melakukan setiap anjuran ataupun aturan peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Tidak sedikit pula yang ngeyel seperti kebal penyakit yang tidak menghiraukan sedikitpun aturan-aturan pemerintah. Menjadi orang yang keras kepala, susah diberitahu atau orang yang mungkin saja tidak bisa mematuhi peraturan karena mereka bisa saja tidak makan jika mengikuti aturan tersebut dan mereka hidup dan mencari kehidupan  dengan keluar rumah.Â
Cara setiap orang, setiap warga negara berbeda-beda tergantung dari kegitan mereka mencari kehidupan, kegiatan adat dan kebudayaan atau kebiasaan, lokasi tempat tinggal, dan sebagainya. Dengan hastag DI RUMAH AJA, mencucui tangan dan yang lainnya menjadi pegangan kuat untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H