Mohon tunggu...
Surya Priyambudi
Surya Priyambudi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Dosen Universitas Wijaya Putra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum MBKM Membuat Ruang Kelas Kosong, Namun Mengantarkan Mahasiswa pada Era Society 5.0

29 November 2023   16:45 Diperbarui: 29 November 2023   16:52 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Surya Priyambudi

Surya Priyambudi
*Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan UNESA
*Dosen Universitas Wijaya Putra

Perubahan kurikulum Perguruan Tinggi yang diterapkan sebagai Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Kurikulum MBKM ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memperoleh berbagai ilmu yang akan membantu mereka memasuki era Society 5.0. Konsep pembelajaran mandiri sangat relevan saat ini, karena Society 5.0 memadukan kemajuan teknologi yang membantu memecahkan masalah kehidupan individu dan kebutuhan sosial. Oleh karena itu, kebijakan pembelajaran mandiri diharapkan dapat membuat dunia pendidikan menjadi lebih inovatif dan peran teknologi akan mempengaruhi penyelesaian permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui kurikulum MBKM mahasiswa dapat mengakses mata kuliah yang relevan dengan teknologi dan inovasi yang berkembang pesat, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memahami dan memiliki keterampilan yang diperlukan dalam era society 5.0. Selain itu kurikulum MBKM yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk merancang jalannya pendidikan memungkinkan pada keterampilan, kreativitas, kewirausahaan, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan. Dengan memfasilitasi akses ke mata kuliah lintas disiplin ilmu, MBKM dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tentang teknologi, manusia, dan sosial. Hal tersebut merupakan kesesuaian konsep dengan society 5.0 yang menekankan integrasi teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara merata.

Dari kebijakan MBKM tersebut menjadi konsekuensi bagi Perguruan Tinggi untuk menerapkan kurikulum MBKM.  Kebijakan kurikulum tersebut harus diakomodir untuk memfasilitisasi mahasiswa dalam kegiatan MBKM. Proses pembelajaran di luar program studi dilaksanakan berdsarkan perjanjian kerja sama antara Perguruan Tinggi atau Lembaga lain yang terkait dan hasil dari implementasi pelaksanaan MBKM agar dapat disetarakan dengan sks perkuliahan dan diakui sebagai bagian dari hasil studi mahasiswa mensyaratkan adanya penyesuaian dalam kurikulum setiap Program Studi.

Perlunya rekontruksi kurikulum Perguruan Tinggi dalam menyikapi MBKM dari tahap identifikasi kesesuaian profil lulusan dengan kebutuhan kerja saat ini, tahap membentuk mata kuliah baru untuk mewujudkan profil lulusan yang sesuai diharapkan. Pembelajaran Bauran merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kemampuan pembelajaran saat ini. Beberapa poin penting terkait kurikulum yang perlu menjadi perhatian dalam implementasi MBKM adalah kurikulum program studi harus memastikan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi dapat terpenuhi pada mata kuliah wajib yang diselesaikan pada semester 4 atau 6 dengan jumlah sks sekitar 80 sks, dan untuk melengkapi pemenuhan 144 sks melalui mata kuliah pilihan dan mata kuliah wajib program studi yang diselesaikan pada semester 4, maka alokasi mata kuliah pilihan pada semester 5, 6, dan 7 yang memungkinkan untuk digantikan dengan aktifitas Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) MBKM.

Selain kegiatan MBKM hendaknya kegiatan kompetisi nasional yang dilakukan oleh mahasiswa wajib dilakukan penyetaraan atau konversi pada mata kuliah program studi untuk mendapatkan pengakuan atau rekognisi berupa penyetaraan sks atau konversi mata kuliah atas setiap kegiatan MBKM. Sebagai bukti terselenggaranya kegiatan kompetisi nasional yang diikuti oleh mahasiswa, seharusnya menyertakan bukti pendukung, seperti: sertifikat, surat keterangan tim, laporan akhir, artikel ilmiah, bukti keikutsertaan dalam kegiatan, dan logbook kegiatan.

Implementasi kurikulum MBKM harus dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan cara penyediaan sumber daya yang memadai, dukungan dari Perguruan Tinggi itu sendiri, kolaborasi antar Perguruan Tinggi, kerjasama dengan dunia industri, bantuan dari pemerintah, dan pendampingan yang baik terhadap mahasiswa untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dalam perancangan kurikulum studi mereka. Dengan memperhatikan tantangan ini, kurikulum MBKM dapat mengantarkan mahasiswa pada era society 5.0.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun