Ketika mendengar kata disiplin, Apa yang terbesit di pikir Anda? Apakah disiplin itu aturan, nomor, budaya, tata tertib, perlakukan dan peraturan. Kata disiplin juga dikaitkan dengan hukuman padahal itu berbeda. Karena disiplin seharus tidak bisa digunakan untuk menghukum seorang, karena hukum itu sudah tingkat terakhir setelah tidak alternatif lain.
Dalam budaya Indonesia displin adalah masih dimaksana sebagai sesuati yang dilakukan sesorang kepada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Padahal seharusnya disi[lin harus ada dalam diri seseorang dengan menyadari bukan karena aturan atau orang lain.
Dikatikan dengan lingkungan sekolah yang di dalam ada Kepala Sekolah, Guru, Murid, Pengaja Sekolah, Cleaning Service, Tukang Kebun. Maka semua ini harus menjadi satu kesatuan dalam merumuskan displin positif sebagai rool model dalam melakukan kegiatan aktifitas di sekolah.
Nah, bagaimana dengan Peran Guru? Guru sebagai telandan, diguguh dan ditiru. Perlu memberi contoh teladan karena lebih banyak berinteraksi dengan murid. Maka dibutuhkan kerja keras untuk menumbuhkan disiplin positf guru, apapun masalah dirumah tidak bisa untuk di bawah ke sekolah. Mengapa ini perlu? Karena dampak psikologis yang negated dari luar akan mempengaruhi ruang-ruang kelas murid dalam pembelajaran.
Dalam menumbuhkan peran guru pada disiplin positif di kelas sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung perkembangan siswa. Berikut beberapa peran kunci guru dalam menumbuhkan disiplin positif:
- Pengaturan Norma dan Harapan Guru perlu menjelaskan dan menetapkan norma dan harapan yang jelas di kelas. Ini mencakup tata tertib kelas, etika, dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Pastikan norma-norma ini positif, realistis, dan disepakati bersama.
- Model Perilaku, Guru adalah model peran yang kuat untuk siswa. Mereka harus menunjukkan perilaku yang diharapkan, seperti sikap hormat, toleransi, dan kerja keras. Siswa akan meniru apa yang mereka lihat.
- Konsistensi; Konsistensi sangat penting. Guru harus menerapkan aturan dan konsekuensi dengan konsisten. Ini membantu siswa memahami bahwa ada konsekuensi yang pasti untuk setiap tindakan.
- Komunikasi yang Efektif, Guru perlu berkomunikasi dengan baik, mendengarkan siswa, dan memberikan umpan balik konstruktif. Ini membantu siswa merasa didengar dan dihormati.
- Pengajaran Keterampilan Sosial, Guru dapat mengajar keterampilan sosial kepada siswa, seperti pemecahan konflik, kemampuan berbicara dengan sopan, dan empati. Ini membantu siswa berinteraksi secara positif dengan teman sebaya dan orang dewasa.
- Pemahaman Terhadap Kebutuhan Individual**: Guru perlu mengenali perbedaan individual di antara siswa mereka dan memahami bagaimana berbagai faktor dapat memengaruhi perilaku siswa. Ini membantu guru merancang pendekatan yang sesuai untuk membantu siswa.
- Intervensi yang Mendukung, Ketika siswa melanggar aturan atau berperilaku negatif, guru perlu memberikan intervensi yang mendukung daripada hukuman yang hanya bersifat penindasan. Ini dapat mencakup pembicaraan pribadi, perencanaan tindakan, atau dukungan tambahan.
- Melibatkan Orang Tua dan Wali, Guru dapat berkolaborasi dengan orang tua dan wali siswa untuk menciptakan konsistensi antara lingkungan sekolah dan rumah. Ini bisa membantu mendukung perkembangan siswa.
- Pendekatan Preventif Lebih baik mencegah daripada mengobati. Guru dapat merancang lingkungan yang mendorong disiplin positif dengan mengintegrasikan strategi preventif, seperti penggunaan aturan yang jelas dan respons positif terhadap perilaku yang baik.
- Edukasi tentang Konsekuensi, Guru dapat mengajar siswa tentang konsekuensi dari tindakan mereka, baik positif maupun negatif. Ini membantu siswa memahami hubungan antara tindakan mereka dan hasilnya.
Penting untuk diingat bahwa pendekatan disiplin harus selaras dengan pendekatan pendidikan dan perkembangan siswa. Tujuannya adalah membantu siswa belajar dan berkembang, bukan hanya menghukum. Disiplin positif menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Mengatasi Perilaku Tidak Diharapkan, Guru juga harus memiliki peran dalam mengatasi perilaku siswa yang tidak diinginkan. Ini dapat melibatkan pembicaraan terbuka, pemahaman penyebab perilaku, dan memberikan arahan yang positif.
Mengintegrasikan Pembelajaran tentang Nilai dan Etika, Guru dapat memasukkan pembelajaran tentang nilai-nilai, etika, dan moralitas dalam kurikulum mereka. Ini membantu siswa memahami pentingnya berperilaku dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Mengamati dan Menciptakan Norma Positif, Guru dapat membantu menciptakan norma yang positif dalam lingkungan kelas mereka. Ini mencakup norma tentang cara berinteraksi, berbicara, dan bekerja sama. Menggunakan Penghargaan Positif, Guru dapat menggunakan penghargaan positif untuk memperkuat perilaku positif siswa. Ini dapat mencakup pujian, penghargaan, dan pengakuan atas pencapaian siswa. Fasilitator Pertumbuhan Akademik, Guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan peluang pendidikan yang kuat. Ini mencakup memberikan materi yang relevan, menantang, dan mendukung siswa dalam mencapai potensinya. Peran guru yang kuat dalam menciptakan budaya positif di lingkungan pendidikan dapat berdampak positif pada perkembangan pribadi, akademik, dan sosial siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan produktif.
Peran guru yang kuat dalam menciptakan budaya positif di lingkungan pendidikan dapat berdampak positif pada perkembangan pribadi, akademik, dan sosial siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H