Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Monitoring Asesmen Akhir Semester di SMPN 3 Jatigede

5 Desember 2024   15:44 Diperbarui: 5 Desember 2024   15:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan pemisah kabupaten Sumedang Majalengka (dokpri)

Pagi ini, dengan semangat baru, saya bersiap untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas sekolah. Tujuan saya kali ini adalah SMPN 3 Jatigede, sebuah sekolah yang terletak sejauh 51 kilometer dari rumah. Perjalanan ini akan melewati Kabupaten Majalengka, sebuah daerah yang cukup familiar dengan saya.

Mengingat jarak tempuh yang cukup jauh, saya memutuskan untuk menggunakan sepeda motor matik kesayangan. Dengan mengenakan helm dan jaket, saya meluncur meninggalkan rumah. Suasana pagi yang sejuk dan udara pedesaan yang segar semakin menambah semangat saya. Perjalanan dimulai dengan melewati jalan-jalan desa yang asri, lalu berganti dengan jalan raya yang lebih ramai.

Sekitar satu jam perjalanan, saya memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah minimarket yang berada di pinggir jalan. Lelah sedikit terobati dengan menikmati segelas kopi dan air mineral. Sambil beristirahat, saya juga menyempatkan diri untuk mengecek kembali dokumen-dokumen penting yang harus saya bawa.

Setelah merasa cukup beristirahat, saya melanjutkan perjalanan menuju SMPN 3 Jatigede. Semakin dekat dengan tujuan, saya semakin merasa antusias. Saya berharap pelaksanaan asesmen akhir semester di sekolah ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Jembatan pemisah kabupaten Sumedang Majalengka (dokpri)
Jembatan pemisah kabupaten Sumedang Majalengka (dokpri)

Untuk meyakinkan jalan yang saya tempuh tidak salah. Saya bertanya pada warga yang sedang berada di warung. Jalanan yang dilewati semakin kecil, namun sudah hotmix. Perbatasan Majalengka Sumedang dipisahkan oleh sungai Cilutung yang lebarnya kurang lebih 150 m. Syukur alhamdulilah, sudah satu tahun ada jembatan baru yang permanen. Terbayang sebelumnya, untuk menyeberangi sungai Cilutung harus melewati jembatan gantung dari kayu. Pernah ada kisah, seorang guru jatuh dari jembatan gantung tersebut. 

Perjalanan belum usai, saat masuk Desa Kadu. Jalanan semakin menanjak dan mengecil. Sambil lirik kiri dan kanan mencari lokasi sekolah. 

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam, sampailah saya di SMPN 3 Jatigede. Sempat ragu juga, sekolahnya sepi. Ternyata bapak ibu guru sedang mengawas asesmen akhir semester. Pertama ketemu dengan penjaga sekolah yang sudah mengabdi selama 20 tahun. Dengan penuh semangat, saya siap melaksanakan tugas pengawasan dengan instrumen yang sudah dipersiapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun