Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Trip

Merawat Mata Air Keramat

21 September 2024   12:24 Diperbarui: 21 September 2024   12:26 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berakhir pekan bersama keluarga sangat ditunggu anak-anak. Apalagi pergi ke sebuah tempat yang belum pernah dikunjungi. Kali ini, kami sekeluarga pergi ke perbukitan di Sumedang, tepatnya di kecamatan Ganeas. Kami sekeluarga mengendarai sepeda motor. Sejak kecil, kami dikenalkan dengan kegiatan alam. Tidak jarang, anak yang paling kecil selalu menanyakan kapan ke sawah, kapan ke kebun dan kapan ke gunung.

Dalam jiwanya ingin jalan kaki menyusuri pematang sawah. Kebetulan, Trek jalan kaki ini menyusuri lembah berbukit. Jadi cocok bagi dirinya bertulang. Kami selalu merasa terhubung dengan alam. Sejak kecil, kakek sering mengajakku ke hutan yang berada jauh dari rumah untuk mengunjungi salah satu mata air keramat. Katanya, mata air itu adalah sumber kehidupan bagi desa kami. Airnya yang jernih dan segar selalu menjadi penawar dahaga dan penyubur tanaman.

Namun, beberapa tahun terakhir, mata air itu mulai mengering. Sumber air yang dulunya deras kini hanya tinggal genangan kecil. Pohon-pohon di sekitar mata air juga terlihat layu. Warga mulai khawatir akan kekeringan dan kelaparan.

Kami memutuskan untuk beraksi dengan cara membersihkan sampah-sampah di sekitar mata air, menanam kembali pohon-pohon yang telah ditebang, dan membuat pagar bambu untuk melindungi mata air dari kerusakan.

Jalan kaki menyusuri kebun (dokpri)
Jalan kaki menyusuri kebun (dokpri)

Perlahan tapi pasti, mata air keramat mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Airnya mulai bertambah banyak dan menjadi jernih kembali. Pohon-pohon yang ditanam juga tumbuh subur. 

Kami sadar bahwa merawat mata air keramat adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga kelestarian alam, kita telah memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati manfaat dari mata air 

ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun