Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Danau Mengering, Bumi Menangis

18 September 2024   17:35 Diperbarui: 18 September 2024   17:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menatap kosong (dokpri)

Danauku dulu ramai perahu lalu lalang

Kini retak, pecah, tak lagi utuh

Perahu nelayan terdampar pilu

Menanti hujan, air yang penuh

Ikan-ikan melompat, gelisah hati

Mencari seonggok air, menepis dahaga

Rumput ilalang mengering mati

Bumi menangis, merintih sengsara

Angin berbisik, membawa duka

Menggoyang ranting pohon yang gundul

Burung-burung bangau terbang, meninggalkan luka

Meninggalkan danau yang sunyi sepi

Seorang lelaki, bersedih hati

Tak lagi bermain air, menangkap ikan

Mereka hanya bisa menatap kosong

Mengharap keajaiban dari surga

Mari kita jaga bumi, sahabat

Agar danauku tak lagi mengering

Agar alam kembali bersahabat

Dan 

kehidupan terus bersemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun