Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Jambore Ranting di Bulan September

11 September 2024   06:01 Diperbarui: 11 September 2024   06:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak seperti biasanya, pelaksanaan jambore ranting dilaksanakan pada bulan September. Dimana Kwartir Ranting yang lain sudah melaksanakan Jamran di bulan Agustus. Lain halnya dengan Kwarran Surian yang melaksanakannya di bulan September. Hal yang dikhawatirkan benar-benar terjadi. 

Satu hari sebelumnya, daerah Surian diguyur hujan lebat. Namun tidak menyurutkan langkah para pembina dan peserta Jamran untuk mendirikan tenda siang harinya. Ditengah kesibukan mendirikan tenda, panitia mempersiapkan segala sarana keperluan utama pendukung kelancaran Jamran yaitu mengalirkan air dari bendungan, karena debit air yang tersedia di MCK tidak memenuhi dengan jumlah peserta yang banyak. 

Upacara pembukaan berjalan sesuai rencana, kakak Pembina dari Kwarcab menghadiri dengan penuh sukacita. Begitupun para peserta yang riang gembira menyambut pembukaan kegiatan Jamran. Tidak ada yang pingsan dan kelelahan, karena cuacanya mendung. Bahkan saat bunyi rebab untuk mengiringu tari Tarawangsa dibunyikan, masih mendung. Begitu selesai, rintik- rintik hujan sudah mulai turun. Acara selanjutnya yaitu karnaval tiap Gugus Depan. Tiap gudep menunjukkan kepiawaiannya di depan mabigus dan panitia. Ragam kesenian dan duplikasi tarian membuat penonton Jamran gemuruh tepuk tangan.

Suasana Tampak Mendung (dokpri)
Suasana Tampak Mendung (dokpri)

Hari makin sore, hujan deras mengguyur bumi Surian saat kami tengah asyik beraktivitas di tenda setelah  karnaval. Tak lama kemudian, suara petir menggelegar seantero Surian dan listrik padam. Gelap gulita menyelimuti area perkemahan. Kami semua panik dan berusaha mencari senter.

Tak disangka, hujan semakin deras dan tenda kami mulai kebanjiran. Air merembes masuk dari sela-sela tenda dan menggenangi lantai. Kami segera mengumpulkan barang-barang penting dan berusaha menyelamatkannya dari banjir.

Para pembina segera mengambil tindakan cepat. Mereka memutuskan untuk mengevakuasi seluruh peserta ke ruang kelas yang teduh. Dengan tertib, kami berjalan menuju ruang kelas sambil membawa barang bawaan masing-masing.

Suasana mati lampu (dokpri)
Suasana mati lampu (dokpri)

Sesampainya di ruang kelas, kami berusaha menenangkan diri. Meski basah kuyup dan kedinginan, kami bersyukur karena semua peserta dalam keadaan selamat. Kami saling berbagi cerita dan pengalaman selama evakuasi.

Hujan akhirnya reda dan listrik pun kembali menyala. Namun, hujan rintik-rintik masih turun sampai saat ini. Kami kembali ke tenda untuk membersihkan diri dan mengeringkan barang-barang yang basah. Meskipun kejadian ini cukup menegangkan, namun pengalaman ini menjadi cerita seru yang akan kami kenang sela

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun