Siang itu cuaca terik menyengat, seperti biasanya kalau diluar ruang kelas panas, akan berimbas pada pembelajaran. Sudah jauh hari memikirkan cara untuk menanggulangi kejenuhan belajar saat jam siang. Akhirnya saya menemukan strategi pembelajaran yang tidak membuat siswa bosan. Siapa bilang belajar IPA itu membosankan? Dengan model pembelajaran dan media yang tepat, materi sekompleks organ pencernaan pun bisa disajikan dengan menarik dan mudah dipahami, terutama untuk generasi Z yang akrab dengan teknologi. Salah satu strategi yang bisa dicoba adalah menggunakan model Jigsaw dengan pemanfaatan microsite.Â
Apa itu Model Jigsaw?
Dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning, Anita Lie menjelaskan bahwa model Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson et al adalah metode pembelajaran kooperatif di mana siswa dibagi menjadi kelompok kecil. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas bagian materi yang berbeda, kelompok ini disebut kelompok asal. Setelah mempelajari bagiannya masing-masing, siswa kemudian bergabung dengan kelompok baru yang terdiri dari anggota kelompok awal yang berbeda, kelompok ini dinamakan kelompok ahli. Dalam kelompok baru ini, setiap siswa menjadi ahli dalam bagian materinya dan menjelaskan kepada teman sekelompoknya.
Memanfaatkan Microsite
Untuk mendukung beberapa materi yang disajikan, saya menggunakan Microsite. Apa itu Microsite? Microsite adalah situs web kecil yang dirancang untuk tujuan spesifik. Dalam konteks pembelajaran organ pencernaan, microsite bisa digunakan untuk menyajikan informasi yang lebih mendalam tentang setiap organ, dilengkapi dengan gambar, video, animasi yang menarik, materi pembelajaran dan asesmennya.
Langkah-langkah Pembelajaran
 * Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa.Â
 * Setiap anggota kelompok diberikan materi tentang salah satu organ pencernaan (misalnya, mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hati, kantung empedu dan pankreas).
 * Siswa secara individu mempelajari materi yang diberikan.
 * Siswa dari kelompok asal bergabung dalam kelompok ahli yang terdiri dari anggota yang berbeda.
 * Setiap anggota kelompok baru mempresentasikan bagian materinya kepada teman sekelompok yang materinya sama.
Siswa kembali lagi ke kelompok asal untuk menyelesaikan lembar kerja yang sudah disediakan.
 * Guru memberikan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa.
Kelebihan Model Jigsaw dan Microsite
 * Pembelajaran Aktif: Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam mencari informasi maupun mempresentasikannya.
 * Peningkatan Keterampilan Sosial: Siswa belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain.
 * Pemahaman Konsep yang Lebih Mendalam: Dengan mempelajari bagian materi yang berbeda, siswa memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang sistem pencernaan.
 * Pembelajaran yang Menyenangkan: Penggunaan microsite dengan tampilan yang menarik membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Contoh Microsite
Supaya memudahkan siswa dalam mengakses Microsite yang sudah dibuat, saya membuat linknya dalam bentuk QR Code. Kemudian siswa menscan QR code tersebut. Microsite tentang lambung bisa berisi informasi mengenai bentuk lambung, fungsi lambung, proses pencernaan di lambung, serta penyakit yang berhubungan dengan lambung. Selain itu, microsite juga bisa dilengkapi dengan video animasi yang memperlihatkan proses pencernaan makanan di dalam lambung.
Evaluasi
Evaluasi bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti kuis online lewat Quizizz atau google form, pembuatan poster, atau presentasi kelompok. Dengan cara ini, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari.
Tidak terasa bel pulang sudah berbunyi, sedangkan siswa masih betah belajar mengenai organ pencernaan menggunakan media Microsite dan model Jigsaw. Akhirnya setelah semua siswa mengisi asesmen formatif dan bersiap untuk pulang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H