Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Langkah Merdeka Menuju Generasi Emas

17 Agustus 2024   17:38 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paskibra Kecamatan Surian (dokpri)

Pukul 8.00 tepat matahari begitu terik menyengat kulit, saat aku berdiri tegak di lapangan upacara yang luas di alun-alun kecamatan Surian. Udara terasa panas dan kering, namun semangat kemerdekaan membara di hati. Ratusan pasang mata menatap tajam ke arah panggung utama, di mana inspektur upacara berdiri tegap memimpin lancarnya upacara bendera.

Pasukan pengibar bendera (paskibra) terdengar lantang suaranya untuk siap-siap melaksanakan tugasnya mengibarkan bendera. Paskibra kecamatan yang beranggotakan 30 siswa dan siswi dari SMP, SMA dan SMK tampak gagah dan menawan. Balutan putih-putih dan penutup kepala hitam menambah pesona paskibra memancar bak sinar matahari. Mereka telah berlatih selama dua bulan sejak 1 Juli 2024. 

Kini kemampuan hasil latihan akan diperagakan untuk mengamban amanah yang berat, mengibarkan bendera merah putih. Langkah tegap majuuu jalan, trap-trap-trap suara hentakan sepatu menghunjam aspal yang keras. Kibaran bendera merah putih berkibar dengan gagahnya. Suara paduan suara membahana, mengiringi pengibaran sang saka merah putih.

Meskipun keringat membanjiri wajahku, tapi aku tak peduli. Bersama ratusan orang lainnya, aku larut dalam suasana haru. Ingin rasanya kuacungkan tangan sambil mengepal  dan berteriak "merdeka", diikuti melambaikan bendera kecil yang kubawa. Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, aku ikut menyanyikannya dengan sekuat tenaga.

Pawai pembangunan prosesi kemerdekaan (dokpri)
Pawai pembangunan prosesi kemerdekaan (dokpri)

Setelah upacara selesai, kami membubarkan diri. Kemudian bergabung dengan warga untuk melaksanakan pawai pembangunan, berbagai atraksi dan hasil bumi di perlihatkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada semua warga. Ada atraksi pahlawan yang membela tanah air, atraksi kesenian kuda renggong, atraksi drum band dari siswa SMPN 1 Surian dan atraksi perahu yang mengangkut nelayan. Karena dekat dengan bendungan Sadawarna. Meski tubuh terasa lelah, hatiku penuh dengan rasa syukur dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Pengalaman mengikuti upacara bendera dan pawai pembangunan di bawah terik matahari itu akan selalu kuingat sebagai momen berharga dalam hidupku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun