Jam Terakhir: Merana karena Siswa

Jam terakhir merupakan jam yang sangat rawan sekali bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna. Dimana pada waktu itu, kondisi setelah istirahat dan aktivitas lainnya yang siswa lakukan membuat suasana didalam kelas masih terbawa istirahat. Inginnya siswa masih istirahat dan cepat pulang. Tetapi waktu pelajaran masih belum selesai. Ditambah lagi ,suhunudara didalam kelas yang panas, membuat suara gaduh tidak dapat terelakkan. 

Saat bel masuk berbunyi, siswa kelas 8 masih berada diluar kelas. Apalagi siswa laki-laki yang masih asyik bermain sepakbola dilapangan upacara. Bola sepak dari plastik ditendang tanpa arah yang pasti. Berlarian kesana kemari, membuat baju seragam jadi basah kuyup oleh keringat. Ada juga siswa yang masih duduk dikantin sekolah sambil minum air es dari gelas plastik, haus rupanya. Begitu melangkahkan kaki keluar ruangan guru, anak-anak masih cuek saja. Tidak menghiraukan kedatangan guru yang akan masuk kelas. 

Begitu tepat didepan pintu kelas, siswa perempuan menghampiri untuk bersalaman. Kemudian berteriak, memanggil nama-nama siswa laki-laki yang masih diluar kelas agar segera masuk. Lama kelamaan, siswa laki-laki bergegas masuk dengan keadaan baju seragam yang basah dan kurang rapi. Sebelumnya sudah ada kesepakatan kelas, bahwa saat pembelajaran seragam harus rapi. 

Baca juga: Balada Semut Merah, Sang Jagoan Jalanan

Didalam kelas pun, anak-anak tidak mau diam. Ada yang mengobrol dan ada yang melirik-lirik keluar kelas. Sampai beberapa kali, kang uyan mengeluarkan kata 'konsentrasi". Anak-anak menjawab konsentrasi dimulai. Tidak berapa lama, suasana gaduh kembali terjadi. Suara guru dan siswa yang mengobrol saling bergantian. Sampai saat ini, kebutuhan siswa di jam terakhir membutuhkan suasana belajar yang berbeda. Akan dicoba untuk belajar diluar kelas. Dan dibawa ke laboratorium botani. Dibawah pohon rindang dan sejuk. Semoga belajar diluar kelas, pada jam terakhir membuat konsentrasi belajar jadi bagus. 

Baca juga: Sejumlah 61.853 Guru Menjadi Peserta PPG Guru Tertentu, Siapa Saja?

Baca juga: Selamat Hari Anak Nasional. Pendidikan yang Memerdekakan