Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis dan Konten Kreator

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Elegi Awal Juli : Meski Geram, Tetap Taat Bayar Pajak

8 Juli 2024   18:49 Diperbarui: 8 Juli 2024   19:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu Antrian Di Kantor Samsat (foto:suryan)

Sebagai warga negara yang baik, harus taat bayar pajak. Baik itu pajak bumi dan bangunan maupun pajak kendaraan. Tepat tanggal 8 Juli 2024, pajak 5 tahunan mobil harus segera dibayar. Kalau telat bisa didenda juga, seperti sepeda motor yang kena denda. Supaya tidak ngantri di kantor Samsat, pukul 8.00 kang uyan bergegas segera berangkat. Tak lupa membawa persyaratan yang harus dibawa, berupa STNK asli dan fotocopy, BPKB asli dan foto copy , KTP asli dan fotocopy masing-masing 2 lembar. 

Karena harus dicek fisik nomor rangka dan nomor mesin, mobilnya harus dibawa ke Samsat. Sebelum tiba, mampir dulu fotocopy- an untuk melengkapi persyaratan. Dengan langkah pasti, sudah siap semua persyaratan yang dimasukkan kedalam map warna biru. 

Kejadian pertama

Kunci kontak dion-kan, tetiba terdengar bunyi "ngek-ngek" kemudian "tek-tek" sampai tak terdengar lagi suara starter mobil. Aduuh, kenapa lagi ini mobil, pikirku. Langkah pertama, jangan panik. Semua penumpang bergegas turun, untungya dekat kios nasi goreng yang tutup. Sehingga bisa duduk dikursinya. 

Mogok saat Mau Bayar Pajak (foto:suryan)
Mogok saat Mau Bayar Pajak (foto:suryan)

Apa yang dilakukan?

Berbekal pengalaman selama merawat mobil tua, permasalahannya pasti pada pengapian. Bisa di aki, alternator/dinamo atau koil. Tiga benda itulah yang saya cek. Apakah ada masalah atau masih bagus? Dilepas satu persatu baut yang nempel di aki, kemudian dibawa ke bengkel yang bisa nge-charge. Selang berapa lama, aki yang dicharge sudah dibawa lagi untuk dipasang kembali. "Coba distarter", kata bengkel. Ngek-ngek, tek-tek. Begitu bunyi starter mobil saat dihidupkan. Aduh, kenapa ini?. Dicek alternatornya, masih bagus kok, kata bengkel. Dicek koilnya, juga masih bagus. Ah, harus dijumper pakai aki mobil lain. Kebetulan, bengkelnya punya mobil juga. Dicopotlah, aki mobilnya. Lalu sambil membawa kabel yang gede-gede dua buah berwarna merah dan hitam. Dilakukanlah jumper. Kalau yang belum tahu, jumper itu merupakan proses menghubungkan aki mobil yang mati dengan aki mobil yang hidup untuk memberikan daya dan menghidupkan kembali mesin mobil yang mati. Dan, cek-cek, gruuung-gruuung. Suara mobil terdengar berisik, karena knalpotnya besar. Alhamdulillah, bisa menyala. Kemudian, dimatikan lagi kunci kontaknya, lalu dinyalakan lagi. Ehh, tidak hidup. Ahh, ini mah akinya sudah soak alias ngedrop. Lalu dijumper lagi, sama mang bengkel. Setelah hidup lagi, sengaja tidak dimatikan mobilnya. Terpikir juga untuk balik lagi ke rumah, dengan resiko pajak bakalan kena denda.

Percobaan kedua

Kata mang bengkel, coba saja jalan. Supaya setrumnya ngisi. Sebelum pergi, tidak lupa membayar jasa mang bengkelnya. "Mang, berapa"? "Ah terserah", kata mang bengkel. Saya jadi bingung, juga. Dikasihlah, uang 3 lembar sepuluh ribuan. Terimakasih ya mang. 

Jarak dari bengkel ke kantor Samsat tidak begitu jauh, hanya 15 menit untuk sampai di lokasi. Sesampainya di kantor Samsat, penasaran juga dengan aki mobil. Dimatikan lah mobilnya ditempat parkir, dicoba lagi distarter. Dan apa yang terjadi? Tidak nyala alias "tek-tek-tek". Sekarang pilihannya hanya dua, nge-charge aki atau beli aki baru. 

Bagaimana proses perpanjangan STNK 5 tahunan?

Tapi sebelumnya nge-charge aki, saya daftar dulu ke bagian cek fisik. Untungnya istri bisa diandalkan untuk mengurus perpanjangan STNK ke kantor, mulai dari registrasi sampai selesainya keterima STNK baru dan plat nomor baru berwarna putih. Saya bagian yang mengurus aki mobil untuk dicharge. Dengan menumpang ojek online, saya berangkat ke toko aki yang menyediakan jasa setrum aki. Ternyata, setelah dicek kondisi akinya, sudah lemah voltasenya. Hanya bersisa 2 volt saja dari 12 volt kalau normal. Wah, gimana mang? Berapa lama? "Kalau sampai normal lagi, butuh waktu seharian nge-charge nya", kata mang aki. Aduh, gimana ya. Saya tanya-tanya juga harga aki yang baru. Kalau tukar tambah berapa? Harga aki bekasnya hanya diterima 100 ribu. Sedangkan aki yang baru harganya 1,93 juta. Waduh, mahal juga ya. Tinggal dihitung aja, berapa saya harus bayar? 

Pengambilan Plat Nomor (foto: suryan)
Pengambilan Plat Nomor (foto: suryan)

Percobaan ketiga

Untuk memenuhi kepenasaran, saya coba meminjam aki yang lain, dengan ampere yang lebih kecil. Ternyata tidak menyala juga. Singkat cerita, karena aki yang dicharge tidak juga kunjung normal, saya putuskan untuk tukar tambah dengan aki baru. Waktu itu hari sudah sore dan kantor Samsat sudah tutup. Sedangkan istri dan anak menunggu di kantor Samsat, pasti geram juga ya. 

Percobaan keempat

Sambil membawa aki baru bersama ojek online yang harganya berubah setelah jam 3 siang. Kang uyan, menyambungkan kabel positif dan negatif pada aki. Tidak lupa, pengunci supaya aki tidak tergoncang-goncang saat mobilnya jalan. Kunci kontak di-on-kan dan cek, druuum. Alhamdulillah, menyala juga. Selepas beres-beres kunci pas dan obeng, akhirnya kami bisa pulang juga dengan p

erasaan lega. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun