puisi apa yang akan kutulis
orang-orang lalu lalang begitu tergesa
menutup setengah wajah
meniupkan jarak satu sama lain
mata mereka tak lagi lautan dalam
kabar yang mengudara sekedar ucapan selamat
di setiap pergantian waktu
ruang-ruang melengang
kegembiraan patah
perjalanan dikutuk pekat
tak ada arah
tak ada lagi  puisi
kutulis saja doa paling wingit
memohon arah dan petuah
Jakarta, 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!