puisi apa yang akan kutulis
orang-orang lalu lalang begitu tergesa
menutup setengah wajah
meniupkan jarak satu sama lain
mata mereka tak lagi lautan dalam
kabar yang mengudara sekedar ucapan selamat
di setiap pergantian waktu
ruang-ruang melengang
kegembiraan patah
perjalanan dikutuk pekat
tak ada arah
tak ada lagi  puisi
kutulis saja doa paling wingit
memohon arah dan petuah
Jakarta, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!