"Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat" (Ki Hadjar Dewantara)
Seorang guru seyogyanya bisa menghantarkan para muridnya untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung kepada orang lain. Peran pendidik lainnya yaitu memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.Â
Murid secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Saat murid memiliki kontol atas apa yang terjadi  atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi maka murid akan memiliki "Agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya.Â
Student Agency (kepemimpinan murid) bisa diartikan sebagai kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.
Empat Sifat Inti dari Human Agency biasa disingkat menjadi IVAR yang bisa diuraikan sebagai berikut:
- Intensi = kesengajaan (intentionality) dalam arti memiliki niat, mewujudkan niat dan mempertimbangkan keinginan pihak lain, berupaya untuk menemukan niatan bersama dan mengelola kesaling tergantungan rencana.Â
- Visi = pemikiran ke depan (forethought) dalam arti  menjadikan visi (representasi kognitif dari visualisasi masa depan) sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini menjadikan mereka individu yang bersemangat dan bertujuan.
- Aksi = kereaktifan diri (self-reactiveness);Â memiliki pengendali diri (self-regulator), memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi aksi atau tindakan yang tepat untuk memotivasi serta mengatur eksekusinya.
- Refleksi = kereflektifan diri (self-reflectiveness); memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Melakukan refleksi terhadap efikasi dirinya, kecemerlangan, ketepatan pikiran dan tindakannya, kebermaknaan upaya yang mereka lakukan dalam pencapaian tujuan serta akan melakukan perbaikan jika diperlukan
Murid menunjukkan "student agency" ketika mereka mampu :
- Mengarahkan pembelajaran mereka sendiri,
- Membuat pilihan-pilihan,
- Menyuarakan opini,
- Mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,
- Berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,
- Mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain,
- Melakukan tindakan nyata sebagai proses hasil belajarnya.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran, mereka memiliki voice, choiche, dan ownership.
- Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan secara kolektif mempengaruhi hasilnya (www.education.vic.gov.an). Suara murid dapat ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dll.
- Choice (pilihan) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan dan pembelajaran (marzanoacademies.org). Dalam ranah sosial murida dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya. Dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka, memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum.
- Ownership (kepemilikan) adalah saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, atau sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya sehingga ia merasa 'memiliki' proses belajarnya. Untuk dapat menumbuhkan kepemilikan murid maka dapat dilakukan hal-hal berikut; Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri, meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan, merespon feedback yang diberikan murid.
Karakteristik Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid (Noble & McGrath:2016)
- Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
- Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.
- Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non- Â akademiknya.
- Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
- Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
- Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
- Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.
Peran guru adalah sebagai fasilitator, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Selain itu, guru harus mengurangi kontrol terhadap para murid.
Sumber: Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Kepada Murid, Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H