Mohon tunggu...
Suryani Amin
Suryani Amin Mohon Tunggu... -

Penyuka jalan jalan dan tulisan tentang perjalanan. Sosiolog, bekerja sebagai Konsultan untuk Adaptasi Perubahan Iklim di lembaga bantuan pembangunan Internasional di Jakarta. Menulis fiksi dan mendokumentasikan perjalanan adalah minatnya diluar pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Geliat Wisata Anyar Pagerjurang di Lereng Merapi

24 Desember 2014   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat tahun lalu, penduduk Merapi   tak pernah mengira kalau hidup harus dimulai  kembali dari nol . Saat erupsi Gunung Merapi di tahun 2010  meluluhlantakkan kampung mereka yang guyub. Kala itu,  Merapi  memuntahkan lahar panas dari  perutnya.  Korban meninggal mencapai  lebih dari 350 orang. Termasuk tokoh karismatik penunggu Merapi, Mbah Maridjan.

Usai penanganan darurat dan pemulihan awal, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dimulai. Didalamnya  mensyaratkan dilakukannya  pemukiman kembali  warga . Kawasan Rawan pun dipetakan .  Sejumlah  warga yang rumahnya rusak dan   masuk   dalam kawasan rawan, diminta untuk berpindah.

Pagerjurang  di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman adalah salah satu lokasi yang dipilihkan untuk penduduk asal Kaliadem . Menjauh puncak Merapi  dan masuk dalam zona aman  Di  barat aliran Sungai Gendol

Rehabilitasi masyarakat dan pemukiman dilakukan melalui pendekatan yang berbasis  partisipasi .  Dimana keseluruhan tahapannya dilakukan bersama dengan masyarakat.  Sejak perencanaan hingga evaluasi.  Para pihak  terkait, membentuk satu struktur tim bersama yang berperan sebagai fasilitator yang dinamai REKOMPAK. Akronim dari Rehabilitasi dan Rekonstruki Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas.  Guna mendampingi masyarakat    selama rehabilitasi dan  rekonstruksi. Didalamnya terdapat kementerian Pekerjaan Umum, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  didukung oleh  beberapa   negara donor   mitra pembangunan   dalam Java Reconstruction Fund (JRF) dimana World Bank bertindak sebagai trustee . Tim REKOMPAK bekerja bersama dengan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten terdampak.

14193398631808852258
14193398631808852258

Saat ini,  di Pagerjurang,  semuanya nampak wajar.  Yang sedikit  tak lazim , adalah  keteraturan  bentuk  dan jarak antar rumah. Juga kondisi jalan  yang  rapi.  Sesuatu yang tak jamak untuk pemukiman  kampung.

1419339511255686752
1419339511255686752

Jika ditelisik, bentuk bangunan asli nya persis sama seluruhnya.Terdapat total 135  rumah dibangun disini. Atau  sebagian kecil dari total 2516 hunian yang dibangun untuk warga  terdampak erupsi.  Rumah asli nya berukuran 36 meter persegi. Dibangun diatas lahan masing-masing 100 meter persegi.   Jika  nampak  perbedaan, itu karena pemiliknya sudah melakukan renovasi. Baik  dengan melakukan perubahan pada struktur bangunan, maupun  hanya dengan sentuhan  kecil untuk memperindah rumah dengan mengecat maupun mempercantik halaman rumah dengan tanaman.

Disini, kampung nampak tak ubahnya komplek perumahan  yang dibangun oleh pengembang swasta. Jalan  luas  beralas  paving block.  Tampak taman bermain anak,  masjid  dan gedung serbaguna sebagai fasilitas umum.  Ruang terbuka  hijau menempati areal yang signifikan.

Kehidupan kembali berlangsung normal. Anak- anak  bersekolah, para orang tua kembali beraktivitas.    Untuk mencari nafkah, sebagian mengandalkan hasil susu dari sapi perah  yang diberikan sebagai bantuan.     Para lelaki yang dibantu  oleh kaum perempuan, sehari-hari mencari pakan untuk ternak . Diangkut menuju kandang kolektif milik bersama  Sebagian kecil,  menjadi bagian dari industri wisata Merapi yang dikenal sebagai lava tour.  Pertanian juga masih menjadi sumber mata pemcarian utama.   Bibit tanaman  menjadi pemandangan yang  ditemui,  seperti siap untuk ditaman dilahan milik warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun