Selain ingatan tentang Tsunami yang mencekam sepuluh tahun silam, Aceh dikenal dengan kultur dan tradisi yang unik , penganut Islam yang taat, sejarah kepahlawanan yang sarat, makanan lezat dan pantai yang indah. Berikut adalah tiga pantai menawan yang layak disambangi. DIluar ketiganya, masih terdapat banyak pantai lain. Perlu diingat bahwa Aceh menerapkan syariat Islam, jadi perlu menyesuaikan dalam sikap dan cara berbusana. Bahkan saat plesir di pantai sekalipun.
1.Pantai Iboih
Sejatinya adalah nama desa, Desa Iboih. Pantai nya mengambil nama yang sama. Masuk dalam wilayah Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh, Indonesia. Selain Iboih, dua pantai popular lain di Sabang adalah Gapang dan Sumur Tiga. Perairannya diapit oleh Selat Malaka dan Samudra Hindia.
Untuk mencapainya, perlu sedikit usaha. Dari Banda Aceh menuju Pulau Weh. Berangkat dari pelabuhan Ulee Lheue. Terdapat dua pilihan moda penyeberangan denga kapal, feri cepat berukuran sedang dan kapal yang lebih besar dengan kecepatan dibawah nya. Feri cepat, mampu menampung sekitar 200 penumpang. Sementara kapal besar. Menampung lebih banyak penumpang beserta kendaraan yang hendak menyeberang. Tarif feri cepat Antara 90 hingga 120 ribu. Sementara kapal cepat, berbiaya kurang dari setengahnya.
Waktu tempuh sekitar 45 menit dengan feri cepat dan lebih dari dua jam dengan kapal besar. Pelabuhan tujuan nya Balohan. Kota Sabang, Dari Balohan , melanjutkan perjalanan darat sekitar 26 km menuju Sabang. Pilihan transportasinya adalah menyewa kendaraan yang banyak ditawarkan dengan agresif di Pelabuhan Balohan. Tarifnya Antara 500 hingga 700 ribu rupiah untuk perjalanan sehari mengitari obyek Wisata Kota Sabang. Kondisi jalan dengan banyak tikungan tajam, mengharuskan pengendara berhati-hati.
Pantai Iboih berpasir putih halus. Dengan kontur pantai yang tidak terlalu landai dan garis pantai pendek. Dikelilingi tanggul penahan abrasi. Yang khas, pantainya berhadap-hadapan dengan perbukitan . Banyak bungalow kecil yang dibangun mengikuti kontur tanah. Mudah menemukan penginapan dengan harga terjangkau disini. Juga, jika hendak menikmati kamar yang persis diatas pantai. Jika mengarahkan mata kearah lautan, Nampak beberapa pulau kecil dalam jarak yang sangat dekat
Perahu kayu kecil berkelir menyolok dan sejumlah peralatan snorkeling siap untuk disewakan ke pengunjung. Disini, snorkeling untuk pengunjung yang tak memiliki kemampuan berenang pun bisa dilakukan. Karena jaket pelampung disediakan. Kondisi karangnya cukup sehat. Pilihan lain, adalah berkeliling pantai dengan perahu sewaan. Jika tak hendak berbasah-basahan, leyeh-leyeh di bale-bale kayu menikmati aroma laut yang ditiupkan angin ke pantai, adalah alternatif lain.
[caption id="attachment_390592" align="aligncenter" width="370" caption="Dok Pribadi"][/caption]
Bagi peminat penyelaman, Iboih dikenal memiliki banyak spot selam yang patut dinikmati. Saya hanya menjajal satu spot. Persis didepan pulau Rubiah. Sekedar memenuhi keingintahuan akan panorama bawah lautnya. Obyek utamanya semacam gua dengan jejeran karang padat diatas kepala. Biotanya cukup bervariasi . Meskipun saat itu, jarak pandang tidak cukup jauh karena terganggu butiran pasir halus. Keindahan dasar lautnya , layak diselami.
Ada satu spot yang belakangan ramai dibincangkan . Yakni lokasi bangkai kapal kargo bermesin uap buatan Jerman, Sophie Rickmer- obyek yang diburu. Tenggelam tahun 1940 saat perang dunia II. Hanya penyelam dengan keahlian tingkat lanjut yang diperbolehkan untuk turun. Karena membutuhkan keterampilan, perlengkapan dan kesiapan fisik.
2.Pantai Ujong Batee
Karena lokasinya yang mudah diakses dari pusat kota Banda Aceh, pantai ini banyak disambangi. Hanya perlu waktu kurang dari dua puluh menit berkendara . menyusuri pesisir Tmur Laut Aceh Besar . Melalui jalan lebar mulus yang telah dibangun kembali paska tsunami, Jalan Laksamana Malhayati. Persisnya di kecamatan Mesjid Raya.
Di akhir pekan, keindangan pantai ini menjadi magnet yang menarik pengunjung. Daratan pantai berpasir landai yang cukup luas menyambut. Suasana nya alami tanpa polesan modernitas yang berarti. Beberapa bilik kayu kecil terbuka disediakan bagi pengunjung yang datang. Untuk bersantai menghadap laut lepas. Pasir pantai kehitaman dengan kebersihan yang cukup terjaga.
[caption id="attachment_390593" align="aligncenter" width="336" caption="Dok Pribadi"]
Disini, ombak bersahabat. Kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya menjejakkan kaki bermain pasir dan menyentuh air laut yang dibawa ombak . Atau jika sedang tak ingin berlelah, cukuplah menikmati pemandangan laut lepas yang senyap. Hanya suara angin mendesir dan debur ombak lembut menabrak tepian yang terdengar. Suasana yang pas untuk menyendiri jika pantai sedang sepi.
Jika pilihan anda adalah menikmati keheningan, disarankan untuk tidak datang di akhir pekan. Karena biasanya padat dengan pengunjung. Konon, disisni, matahari terbit akan nampak lebih indah.
Dalam Bahasa setempat, “Ujong Batee” berarti “ujung batu” . Dinamakan demikian, karena pengunjung langsung berhadapan dengan Pulau Weh yang nampak seperti bongkahan batu.
Kala terik matahari menyengat, sebutir kelapa muda bisa membantu mengimbangi. Pesanlah kepada penjaja yang sigap menghampiri. Saat sepi pengunjung, Ujong Batee adalah tempat sempurna untuk melamun, menghayalkan kekasih hati sembari lepas sejenak rutinitas pekerjaan. DI akhir pekan, berpiknik lah bersama keluarga lebih dan kawan. Ujong batee memberi suasana yang mendukung keduanya
3.Pantai Lhok Nga
Inilah pantai yang paling berkesan bagi saya dan kawan-kawan. Dibandingkan dua pantai diatas. Meskipun masing-masing memiliki keunggulan berbeda . Dalam imajinasi , saya selalu membayangkan pantai luas, berpasir putih lembut, jauh dari kebisingan kota dan hiruk pikuk aktivitas manusia, suasana asli bentukan alam tanpa sentuhan fasilitas modern dan teduh oleh pepohonan. Lhok Nga memiliki semuanya.
Pantai Lhok Nga terletak di pantai Barat Aceh, tepatnya di jalan raya Banda Aceh-Calang . Perlu waktu sekitar setengah jam berkendara untuk sampai kesini. Nama pantai diambil dari nama Kecamatan dimana pantai ini terletak. Menurut informasi, kontur pantai banyak berubah usai Tsunami menerjang. Ombak besar mengikis garis pantai . Mengurangi luas daratan secara signifian. Mungkin juga menghanyutkan fasilitas lain yang ada sebelumnya.
[caption id="attachment_390594" align="aligncenter" width="461" caption="Dok Pribadi"]
Tebing tinggi berdiri tegak di satu sisi pantai. Memberi teduh saat tengah hari sekalipun. Dalam jarak yang tak jauh dari pantai , sisi yang lain dipenuhi dengan cemara laut dan jenis pepohonan lain. Seperti melukis pantai dengan warna hijau. Menyejukkan mata. Sebelum mencapai pantai, nampak semacam danau kecil. Ditengahnya, terdapat rumah peristirahatan yang bisa dijangkau dengan meniti jalan kayu yang dibangun diatas pantai.
Lapang pantai dan kokohnya tebing memberi rasa terlindungi. Menjadikan pengunjung betah menghabiskan waktu disini. Pasir pantai halus bersih keputihan. Ombak besar bergulung menabrak pantai. Irama alam yang menyimbolkan ketidakuasaan manusia dihadapan alam. Dengan ombak sedemikian, kegiatan berenang tidak bisa dilakukan disini. Namun, tak mengurangi kepuasan menikmati pesona lain yang ditawarkan. Berjalanlah tanpa alas kaki menyusur tepian pantai. Biarkan kaki basah dengan air laut yang hangat. Akan jadi pengalaman manis untuk dikenang.
[caption id="attachment_390595" align="aligncenter" width="420" caption="Dok Pribadi"]
Setiap jepretan kamera yang diambil dijamin menghasilkan gambar menarik. Hasil perpaduan lansekap pantai , cahaya matahari, tebing kokoh, hijau pepohonan dan danau diatasnya. Kami pulang , dengan ingatan dan gambar digital yang akan selalu kami kenang tentang Lhok Nga. Semoga selalu terjaga pantai mu.