Mohon tunggu...
Ahmad Suryani
Ahmad Suryani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rinduku pada Oekusi

12 Desember 2016   03:06 Diperbarui: 12 Desember 2016   04:13 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan yang di tempuh dari kota Kupang NTT  kurang lebih 8 jam , menyinggahi beberapa kota Kabupaten di NTT dan Timor - Timur ( dulu ) yang saat ini menjadi sebuah Negara Timor Leste, sekalipun perjalanan di tempuh dengan perjalanan lumayan cukup panjang, namun cukup menyenangkan dengan di iringi musik musik perbatasan yang menambah semangat dan menghilangkan rasa kantuk dan menjenuhkan

Dari kota kupang kita di suguhi panorama indah tanah berbatu karang dan di tumbuhi pepohonan rindang serta ramainya kesibukan kota provinsis sama halnya dengan kota kota provinsi lainnya. 2 jam perjalanan tempuh singah pada koa kabupaten TTS , kota Soe,  sebuah kota kabupaten yang cukup unik menurut saya pada cuaca di satu kepulauan yang tropis dan beriklim panas. di kota so,e ini cukup dingin dan benar benar sejuk, hingga di persinggahan tersebut tidaklah kaget jika saat menikmati makanan bisa melebihi batas normal, serta makanan ringan dan buah buahan  segar yang menggiurkan.

Melanjutkan perjalanan dari kota so,e  , masuk kota kabupaten Timur Tengah Utara, Kefa Menanu, di sini sedikit terlihat kota kecil, dan begitu terlihatnya budaya yang kental serta tradisional pedalaman yang masih mendominasi. 2 jam perjalanan di tempuh dari kota so,e menuju Kefa Menanu. terlihat masyarakat yang masih mengunyah sirih dan membawa adat pada pelosok desa. tak kalah indah dengan kota kota kabupaten lainnya.  tenun tradisional yang memiliki motif indah masih bisa kita dapati di pasar pasar tradisional dengan motif yang cantik dengan harga yang cukup terjangkau.

Kota Kefa Menanu menjadikan tempat awal perbedaan tujuan untuk menuju arah Dilli ( Timor Leste  saat ini ) Kota provinsi Timor - Timur, dan menuju Oekusi kota kabupaten Timor _ Timur, mengingat waktu, perjalanan dan keterbatasan angkutan umum pada saat itu, waktu singgah pada kota kota kabupaten yang kami singgahi cukup singkat dengan waktu 30 - 1 jam per persinggahan. hingga benar benar kita manfaatkan waktu singgah tersebut dengan sebaik baiknya. hingga melanjutkan perjalanan berikutnya dengan mengganti kendaraan untuk meneruskan perjalanan menuju Oekusi.

Sampailah pada perbatasan Timor - Timur yakni kota kecil yang bernama Oesilo,  kota perbatasan ini tidaklah sebesar kota perbatasan di Atambua yang bergitu berkembang pesat , serta pertumbuhan ekonomi nya dan perkembangan penduduk , baik pribumi maupun pendatang cukup pesat. di kota Oesilo ini dalam perjalanan sampai pada pos penjagaan perbatasan , pemandangan yang di suguhkan pohon pohon rindang , rumah tinggal penduduk hampir tak terlihat oleh rindangnya pepohonan serta bukit bukitan.  tidak ada persinggahan untuk melepas penat perjalanan di kota Oesilo, dan mobil angkutan umum , memacu terus lajunya kendaraan.

Memasuki pelosok desa Oesilo dan Oekusi, terbentang kali besar bernama kali Tono, yang menjadi alasan para pengendara angkutan umum, agar tidak terlambat menyebrangi kali Tono tersebut, jika terlambat maka akan memakan waktu lagi serta membuang bahan bakar untuk memutari dan menyebrangi kali Tono menuju arah Oekusi.   menyebrangi kali yang pada saat itu kering begitu lebarnya, tidak ada rasa ke khawatiran akan terjangan banjir di saat menyebrangi nya. para supir angkutan umum memberikan keyakinan pada penumpang akan waktu di mana air kali pasang , serta keamanan di saat menyebranginya.

Akan lebih beruntung jika singgah di kali Tono bertepatan dengan waktu pasar tradisional, kita bisa singgah dan mengganti kendaraan umum untuk melanjutkan perjalanan kembali untuk menikmati keadaan , transaksional di pasar kali Tono tersebut, menyaksikan transaksi barter yang masih berlaku, menukar kebutuhan yang ada dengan yang lainnya , semua terlihat benar benar unik. dan menjadi perhatian saya pribadi, sebuah syal tenun berukuran sebuah sajadah yang di tukarkan dengan setandan pisang.  yang ada di benak kepala begitu sulitnya membuat tenun tersebut dan begitu mudahnya di tukar dengan setandan pisang.

Berfikir keras bagaimana cara untuk dapat berbelanja dan membawa cindera mata yang akan di bawa pulang ke jakarta, mencoba mendekati para supir supir yang sudah terbiasa membawa tamu dari luar desa tentunya tidak sulit bagi mereka dan saya untuk berkomunikasi dan membutuhkan bantuan mereka. hingga berlakulah uang sangu yang ada dapat saya belanjakan sekedar cinderamata  yang akan di bawa kejakarta. berapa tenun trsdisional baik berukuran syal, sajadah, maupun sarung, serta barang barang lainnya seperti uang koin kerajaan Timor , Rosario cendana, dan beberapa barang yang masih tersimpan hingga saat ini.

Berlanjut kemudian dengan meneruskan perjalanan hingga kota Oekusi, sebuah kota kecil yang luasnya tidak lah lebih besar dari kota Jakarta di kelilingi oleh bukit bukit tinggi,  serta hamparan laut lepas luas. Ambeno adalah sebuah tempat di mana ku tuju, di sana sebuah tempat yang indah ,  ketenangan dan kehidupan yang seirama dengan alam , hiburan alam di sana begitu menggoda dan membuat decak kagum akan karunia Illahi , begitu  Indah Tuhan memberikan umatnya akan tempat di bentangan bumi pertiwi tercinta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun