Tampaknya gemuruh tak sanggup membuatmu bergerak
Sampai akhir pun kau tetap bungkam
Bukan karena semua baik
Namun terlalu banyak rasa yang diadu dengan tanya
Pada akhirnya langit yang biru tetap menyisakan harapan
Terbaring, pelan-pelan kau membuka mata
Kali ini ada air mata menetes deras
Jahanam benar saat ini
Â
Berulang kali kau angkat tanganmu
Terlihat sangat ringkih
Sesekali kau menggoyangkannya
Seperti anak kecil meminta manisan dari ibu
Kau jelas lemah
Aku, kau, dia kita menua
Ternyata waktu sudah dengan tega merenggut masa kita
Tak disesali, namun kurayakan waktu singkat denganmu
Tanganmu yang kurus kuraih
Kau aman, tenanglah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H