Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pembicara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membuat senang orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelisik Kesiapan Siswa Menjawab Soal Numerasi

12 September 2023   17:23 Diperbarui: 12 September 2023   18:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa sedang mengerjakan soal numerasi (foto: suryan) 

Tidak seperti biasanya, siswa sudah berangkat ke sekolah semenjak pukul 06.00. Hal ini supaya tiba pukul 07.00, untuk bersiap mengikuti asesmen nasional (AN). Selain siswa, guru juga harus datang lebih awal. Apalagi proktor dan teknisi, sudah dari malam hari mengecek jaringan komputer dan perangkat lainnya. Supaya kegiatan AN dapat berlangsung lancar. Asesmen Nasional sebagai alat evaluasi yang bertujuan untuk memotret mutu pendidikan pada suatu sekolah yang berdasarkan pada input, proses dan output. Potret yang dihasilkan berupa kemampuan dasar dalam literasi numerasi dan karakter. Potret tersebut dapat dilihat hasilnya pada rapot pendidikan. 

Apakah siswa sudah siap untuk mengikuti AN? Karena mereka akan mengerjakan soal literasi dan numerasi. Kesiapan berarti kondisi fisik dan mental yang telah siap untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mengetahui kesiapan siswa, diadakanlah gladi bersih atau persiapan terakhir sebelum AN berlangsung. Ternyata, fakta dilapangan membuktikan bahwa. Siswa belum siap untuk mengerjakan soal numerasi. Setelah selesai gladi bersih, salah satu siswa di wawancara. 

Apakah kamu dapat menjawab soal numerasi? 

Tidak bisa

Kenapa, tidak bisa menjawab

Susah-susah dan soalnya panjang-panjang

Terus, menjawabnya bagaimana? 

Ditebak aja. 

Begitulah kondisi real siswa, hampir semuanya di setiap sekolah. Kenapa bisa seperti ini, apakah ada yang salah dengan kualitas pembelajaran dan prosesnya? 

Kalau menelisik pada proses pembelajaran, guru menghindari proses pembelajaran yang memerlukan cara berpikir nalar dan analisis. Guru lebih suka memberikan pembelajaran pada level kognitif hapalan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3). Sehingga terlihat pada bentuk soal yang diberikan saat penilaian harian, bisa ditebak. kebanyakan soal yang diberikan yaitu pilihan ganda dan kata kerja operasionalnya menyebutkan serta menjelaskan. 

Sehingga sudah dapat dipastikan, ketika siswa diberikan soal numerasi yang membutuhkan kemampuan untuk menggunakan angka dan simbol untuk berpikir menganalisis dengan bantuan tabel, gambar dan grafik dan keterhubungannya dengan penyelesaian masalah yang praktis. Siswa tidak siap mengerjakannya dan akhirnya hanya menebak saja jawabannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun