Weber dalam melakukan sebuah penelitian agama lebih dominan kepada perbedaan setiap kelompok keagamaan bukan pada apa agama itu. Dalam pemikiran Weber juga menolak agama sebagai ilusi seperti apa yang dikatakan oleh Sigmund Freud dan agama sebagai sebuah pelarian dari penderitaan yang dirasakan. Dalam istilah weber ada yang disebut dengan Teodice yaitu ada sebuah nasib baik dan nasib malang dan itu ditentukan oleh kekuatan supranatural bukan pada apa yang dilakukan oleh manusia.Â
Kehidupan manusia yang terobsesi pada sebuah persoalan kehidupan khsususnya pada sebuah perekonomian sehingga dalam hal itu melahirkan sebuah anggapan tentang kekuatan supranatural atau magis yang memiliki sifat manipulatif. Dalam istilah weber ada istilah yang disebut dengan malapetaka pikiran dimana sesuatu yang terjadi itu atas sebuah kehendak roh halus sehingga melahirkan kejumudan yaitu menerima sesuatu dengan apa adanya.
Weber memiliki sebuah pemikiran bahwa agama bukan soal imam tapi lebih kepada memberikan makna buat kehidupan dunia. Agama juga dilihat dalam sebuah kecendrungan untuk melahirkan keteraturan dan kedisiplinan. Sehinga menurut weber kapitalisme itu lahir dari etika protestan yang memiliki rasional formal karena kapitalisme rasional yang memiliki akar pada sebuah perkembangan agama reformasi yaitu protestan. Selain itu bahwa kapitalisme berkembang karena ada ajaran moral yaitu calvinisme, calvinisme sebuah ajaran yang menentang foya-foya tapi calvinisme juga tidak menentang akumulasi akan sebuah kekayaan seseorang.
Dalam pandangan Weber ada hal yang tidak memiliki sebuah pola relasi yang jelas antara protestanisme dengan kapitalisme. Selain itu tidak semua kapitalisme itu sangat berkaitan dengan ajaran sebuah calvinisme dan jufa weber tidak memiliki sebuah data empiris yang menunjukan mengenai kebenaran akan hipotesisnya. Walaupun pandangan weber sangat masuk akal dan tidak semua yang masuk akal itu sesuai dengan empiris.
Sigmund Freud
Sigmund Freud seorang ahli yang dikenal sebagai Psikoanalisis, psikoanalisis merupakan sebuah metode untuk merekontruksi akan sebuah cara pandang akan eksistensi manusia. Dalam pandangan Freud kepribadian manusia dibagi akan tiga bagian yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Dalam ketiga sistem itu berada dalam sebuah strukruktur kepribadian manusia yaitu alam sadar, dan alam tak sadar. Dalam pandangan kepribadian manusia itu Freud memiliki sebuah hipotesis bahwa bagian terbesar jiwa manusia berada dalam alam ketidak sadaran bukan alam sadar.
Dalam teori psikoanalisis itu Freud mengatakan bahwa manusia itu dikendalikan oleh alam bawah sadar seperti hasrat, insting dan libido. Dalam libido ini Freud mengatakan bahwa lahirnya akan sebuah agama yang muncul dari alam ketidaksadaran, alam bawah sadar yang selalu mengendalikan mengenai prilaku, termasuk agama. Dari hasil pemikiran itu agama yang merupakan bermula dari totem sampai pada akhirnya mengantarkan kepada agama.
Selain totem Freud juga memiliki sebuah teori yang sering dikenal dengan Oedipus Kompleks. Totemisme yang berawal pada kecemburuan seorang anak laki-laki atas kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya, sehingga ingin merebut akan kekuasaan itu sampai pada akhirnya sang anak membunuh ayahnya setelah membunuh sang anak memiliki sebuah rasa penyesalan sehingga sang anak membuat sebuah penggambaran ayah dalam bentuk binatang.Â
Sehingga dalam Oedipus Kompleks itu Freud mengatakan bahwa keyakinan itu hasil daripada ilusi manusia, membuat suatu hal menjadi sakral atau memiliki kekuatan supranatural. Karena memiliki sebuah keyakinan akan kekuatan supranatural terhadap suatu benda Freud mengatakan bahwa sebuah agama lahir daripada hasil ilusi dengan tujuan akan suatu pelampiasan dan kekecewaan dan pelarian dari kenyataan. Ini merupakan sebuah apresiasi yang bisa kita berikan terhadap freud, bahwa Freud sekali lagi memberikan sebuah sumbang tentang kesadaran dan ketidaksadaran.
Tapi dalam teori Freud bukan berarti tidak memiliki sebuah kriritk, ada sebuah kritikan yang bisa diberikan terhadap Freud ialah bahwa dia tidak melakukan sebuah observasi yang secara terkontrol, serta yang dapat menjamin validitas data. Selain itu, bahwa Freud hanya mampu menggambarkan akan kebutuhan mendasar manusia yaitu Fisiologis. Dalam teori Oedipus Kompleks nya itu banyak dipengaruhi oleh mitologi yunani.
Clifford Geertz