Mohon tunggu...
Suryana Ependi
Suryana Ependi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi Guru

Belajar menjadi pengajar dengan banyak belajar. Sebagai insan yang mencintai semesta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Komentar Apresiasi dan Kritik atas Semua Teori Agama

29 Agustus 2023   12:47 Diperbarui: 29 Agustus 2023   12:53 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol-simbol agama. sumber gambar: Pixabay.geralt

Pada tulisan ini hanya sepintas tokoh-tokoh yang mengatakan tentang agama. keterbatasan dari penulis hanya sebagian tokoh dan terbatas pada tokoh-tokoh eropa.

Emile Durkheim

Emile Durkheim merupakan seorang ahli sosiologi klasik yang sampai saat ini teori-teori sosialnya masih sering digunakan. Emile Durkheim yang bermula berpendidikan menjadi Rabbi tapi tidak diselesaikan, karena Emile Durkheim yang merupakan minatnya lebih menonjol ke bidang sastra dan estetika daripada ke Rabbi.

Dalam pandangan Emile Durkheim soal agama salah satunya soal Totemisme. Totemisme merupakan sebuah penyembahan terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang. 

Dalam paham tentang totemisme yang merupakan hasil daripada penelitian terhadap suku yang ada di australia, sehingga durkheim memiliki sebuah pandangan mengenai keyakinan primitif itu mengandung sebuah kebenaran, walaupun kebenaran itu bukan suatu kebenaran yang bisa diterima oleh umum. Durkheim juga menentang sebuah pandangan bahwa sebuah keyakinan itu hasil daripada ilusi manusia, karena kalau misalnya hasil daripada sebuah ilusi itu tidak akan menjadikan sebuah keyakinan itu bisa bertahan sampai saat ini.

Dari hasil penelitian yang dia lakukan terhadap totemisme yaitu walaupun sebuah agama tidak memiliki sebuah hubungan dalam sebuah penyelamatan bagi para penganutnya tetapi keyakinan untuk membangun sebuah kekuatan kolektif yang ada pada masyarakat. Agama yang merupakan kekuatan kolektif itu mampu membangun sebuah konsolidasi atas setiap individu, jadi agama merupakan sumber penggerak untuk setiap individu sehingga harus melihat agama bukan apa yang dipercaya tapi apa yang dilakukan. 

Dari kekuatan kolektif itu sehingga melahirkan apa yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat memiliki seluruh potensiyang ada dalam dirinya untuk mengembangkan atau membangkitkan suatu hal yang supranatural sehingga melahirkan sebuah kepatuhan pada anggota-anggota masyarakatnya. Hakikat agama menurut pandangan Durkheim ialah sebuah kekuatan kolektif yang ada di atas individu-individu.

Ada kejanggalan dengan apa yang dilakukan oleh Durkheim dari hasil penelitiannya yaitu dimana Durkheim bisa membuat sebuah generalisasi terhadap sebuah agama dari hasil penelitiannya yang hanya terbatas pada suku di Australia, sebuah pembedaan yang sakral terhadap yang profan tidak bisa dilakukan pada seluruh kepercayaan. Selain itu, kekuatan kolektif yang ada pada atas individu, itu perlu kita ketahui bahwa sebuah moralitas kolektif itu tidak selalu membawa pada hal yang baik karena ada pada saatnya moralitas kolektif membawa pada sebuah kejahatan dan moralitas kolektif itu lebih bersifat abstrak tidak menentu.

Max Weber

Weber juga merupaka sosiologi klasik sama seperti Durkheim yang melakukan banyak penelitian tentang agama-agama besar misalnya Hindu, Budha, Sinto, dan katolik. Weber juga melakukan sebuah penelitian soal islam tapi tidak selesai karena meninggal lebih dulu. Max Weber dipengaruhi oleh orang tuanya, dimana seorang ayah nya yang memiliki pemikiran birokratis dan agama dari warisan ibunya. Pengaruh agama dari ibu nya sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan akademisnya Weber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun