Mohon tunggu...
Suryana Ependi
Suryana Ependi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi Guru

Belajar menjadi pengajar dengan banyak belajar. Sebagai insan yang mencintai semesta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Persaudaraan Mencegah Perundungan di Dunia Pendidikan

19 Agustus 2023   20:08 Diperbarui: 19 Agustus 2023   20:31 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perundungan di dunia digital. sumber: pixabay.com.elf-moondance.

 Perundungan yang merupakan suatu perilaku membuat orang lain tidak merasa nyaman, hal itu dilihat dengan perilaku yang tidak menyenangkan secara fisik, verbal, kehidupan sosial maupun di dunia maya. Perundungan menjadikan seseorang merasa tidak nyaman bahkan mengakibatkan sakit secara fisik, sakit hati, bahkan hidupnya merasa tertekan. Sehingga korban dari perundungan itu bisa merasa sakit secara fisik ataupun psikis dan hidupnya tidak memiliki kenyamanan.

Dalam kehidupan sosial di dunia nyata ataupun maya kita sering melihat bagaimana perundungan itu sangat mudah terjadi. Akibat dari kegagalan kita memandang manusia, membuat kita begitu mudah melakukan perundungan. Pada dunia pendidikan pun yang seharusnya menjadi tempat ternyaman buat seseorang menjadi berkembang, ternyata masih banyak terjadi perundungan secara fisik maupun psikis.

Perundungan kerap terjadi terhadap orang yang berbeda dari kita, pandangan perbedaan itu menjadikan kita memandang bahwa di kehidupan sosial ada masyarakat superior dan inferior. Ketika pandangan itu awet dan tertanam dalam kehidupan kita perundungan akan sulit untuk dihentaskan. 

Kita yang dihebohkan oleh seorang murid yang membakar ruang kelasnya, pembakaran itu merupakan perbuatan yang tidak diperkenankan. Tapi, kita perlu lihat ada motif apa sehingga seorang bocah SMP berani membakar sekolahnya sendiri. ternyata hal itu dilakukan karena murid itu merasa kesal sering diejek atau di bully bahkan sampe dikeroyok.

Yang lebih ironis lagi seorang pemimpin sekolah menyatakan bahwa perbuatan murid itu hanya "Caper". Di situ kita bisa lihat perundungan ini seperti sebuah kejahatan yang terstruktur yaitu dilakukan oleh seorang siswa, guru dan pimpinan sekolah. Ruang pendidikan bukan lagi menjadi tempat untuk seoarang anak berkembang malah menjadi tempat yang begitu menakutkan seperti Monster.

Perundungan-perundungan seperti itu jelas bukan satu-satunya yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia. Perundungan tumbuh subur pada dunia pendidikan kita, terlihat posisi Indonesia pada urutan kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang pelajarnya mengalami kasus perundungan. Lebih mirisnya lagi, menurut hasil riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) pada 2018 bahwa 41,4% pelajar di Indonesia pernah mengalami perundungan.

Perundungan di dunia Pendidikan

Isu mengenai Perundungan masih menjadi masalah yang serius pada dunia Pendidikan di Indonesia. Sangat ironis emang, dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempat hak asasi manusia dijunjung dan saling menghormati ini malah sebaliknya.

Padahal konstitusi kita memberikan amanah kepada dunia pendidikan untuk tidak terjadi diskriminasi atau perundungan. Sebagaimana pada Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi "Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajukan bangsa".

Perundungan yang kerap terjadi pada dunia pendidikan merupakan ironis yang sangat memperihatinkan. Misalnya terjadi perundungan secara fisik kepada siswa kelas I SD yang sering dipukuli oleh temannya kelas VI SD. Akibat dari perundungan secara fisik tersebut mengakibatkan nyawa dari sang anak tak terselamatkan.

Perundungan yang sering dilakukan dengan menghina atau mengolok-olok, merusak bahkan mencuri barang orang lain. Untuk menghindari perundungan baik yang dilakukan secara fisik maupun psikis, harus dimulai dengan pembangunan jiwa toleransi pada setiap orang. Pada dunia pendidikan tidak ada diskriminasi maupun intimidasi, karena dunia pendidikan seharusnya membangun persaudaraan, persamaan dan toleransi terhadap sesama.

Mambangun Persaudaraan Universal

Memandang setiap insan bersaudara itu bagian dari pencegahan untuk tidak terjadinya perundungan, karena pada hakikatnya kita diikat oleh persaudaraan secara universal. Pemahaman persaudaraan secara universal itu sangat penting, guna membangun kesadaran bahwa persaudaraan tidak terbatas pada yang memiliki kesamaan saja. Tetapi persaudaraan dibangun secara utuh, memiliki sifat yang tidak terbatas.

Kehidupan berbangsa kita sudah terbiasa pada sebuah ungkapan keberagaman dan persaudaraan. Narasi itu terbangun atas sebuah kesadaran yang sudah terlihat pada kehidupan kita bahwa pada dasarnya bangsa kita Indonesia sangat beragam. 

Keberagaman merupakan bagian dari kebanggaan yang kita miliki sebagai bangsa yang besar. Lantas kekayaan yang sangat beragam itu mau dirusak oleh kita, yang hanya memikirkan kepentingan pribadi daripada kepentingan yang lebih besar yaitu kehidupan berbangsa dan bernegara.

Narasi keberagaman bukan suatu hal yang baru bagi bangsa kita, karena bangsa Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang memiliki arti "berbeda-beda tapi tetap satu juga". Semboyan itu menggambarkan bahwa kita memiliki persaudaraan secara universal yang tidak terbatas pada persamaan bahasa atau agama melainkan persaudaraan kita lebih dari itu. penekanan pada persaudaraan lintas bahasa, lintas suku, lintas budaya, lintas agama merupakan wujud dari "berbeda-beda tapi tetap satu juga".

Dengan kesadaran persaudaraan secara universal ini, kita terhindar dari segala perundungan. Perundungan sangat memiliki potensi akan melahirkan konflik bahkan sampai pada disintegrasi bangsa. Perundungan yang sering terjadi di lingkungan pendidikan merupakan cambuk bagi lembaga pendidikan atas kegagalan dalam membangun generasi yang menjunjung nilai-nilai toleransi pada kehidupan.

Lembaga pendidikan dari mulai pucuk pimpinan dan segala perangkat yang ada harus bisa membangun persaudaraan secara universal, bukan malah merawat nilai-nilai yang anti terhadap perbedaan dan toleransi. Persaudaraan universal dirawat dengan cara tidak adanya diskriminasi dan intimidasi terhadap siswa yang memiliki perbedaan. Dunia pendidikan harus menjadi garda terdepan untuk membangun dan menanamkan pada generasi bangsa, mengenai toleransi dan persaudaraan secara universal.

Membangun kembali Karakter

Adanya pemahaman pada individu mengenai superioritas dan inferioritas itu sangat berbahaya bukan hanya kepada kehidupan sosial tapi lebih luas dari itu. Perundungan terjadi karena adanya pemahaman bahwa kita memiliki kelebihan daripada orang lain, sehingga kita diperkenankan untuk melakukan diskriminasi dan intimidasi terhadap orang lain.

Maka, seperti yang penulis utarakan sebelumnya bahwa kita harus membangun persaudaraan secara universal. Selain itu, kita harus melakukan pembangunan kembali terhadap karakter kita. Pendidikan karakter sangat perlu sebagai sarana mengolah rasa dan kepedulian terhadap sesama. Ketika pada setiap insan sudah mampu dalam mengolah rasa, perundungan tidak akan pernah terjadi.

Ketika terbangun kepedulian untuk saling membantu terhadap yang tidak mampu, maka perundungan tidak akan terjadi. Melihat orang lemah bukan sebagai bahan hinaan yang menyakitkan, melainkan kepedulian untuk saling membantu. Sebetulnya bangsa Indonesia memiliki falsafah yang sangat baik yaitu "gotong royong", falsafah tersebut mengajarkan kepada kita untuk saling membantu satu sama lain.

Maraknya perundungan yang terjadi baik secara fisik atau psikis di dunia pendidikan, sampai pada terjadinya pembakaran sekolah oleh siswa korban perundungan dan bukan sedikit korban perundungan secara fisik sampai meninggal dunia. Perundungan secara fisik dengan cara memukul dan perundungan secara psikis yaitu intimidasi dan diskriminasi di dunia pendidikan itu harus diakhiri.

Stop Perundungan! Dunia pendidikan harus mampu menyelamatkan generasi bangsa ke depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun