Mohon tunggu...
suryanabangsur
suryanabangsur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Datang Panasbung vs Panastak (Jilid II)

28 September 2016   02:08 Diperbarui: 28 September 2016   09:47 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak akan ada koalisi kekeluargaan, dan andaikata Ahok bukan keturunan Tionghoa dan beragama Islam (minimal menjadi mualaf), saya yakin konfigurasi hanya akan ada dua calon yaitu Ahok dengan Partai partai pendukung pemerintah vs kandidat Gerindra dan PKS dengan Partai Demokrat akan kembali menyatakan sebagai penyeimbang (alias penonton saja) dan tidak mengajukan calon karena hanya ada 10 kursi di DPRD DKI Jakarta hingga tidak akan muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Slyvia Murni (SBY, Prabowo dan Megawati merupakan kutub yang selalu terpisah)

Ya, karena Ahok keturunan Tionghoa, konfigurasi kandidat di Pilgub DKI Jakarta menurut saya akan kembali memunculkan para haters dan lovers. Ahok lovers adalah mereka yang juga kebanyakan Jokowi lovers, pun begitupun Ahok haters adalah Jokowi haters. Maka saya berkeyakinan bahwa selain negative campaign dan black campaignisu isu seputar SARA masih akan menghiasi sosial media pada gelaran Pilgub DKI Jakarta kali ini kendatipun sekarang Polri sudah menyatakan akan memantau cuitan berbau SARA dan ucapan kebencian (hate speech) di sosial media.  Jokowi yang notabenenya beragama islam saja saat kampanye Pilpres dulu sering diserang dengan isu agama, apalagi Ahok yang jelas jelas minoritas Tionghoa.     

So, selamat datang kembali panasbung dan panastak!..Jadilah pendukung yang cerdas dengan kritikan, dan hati-hati, jangan sampai ditangkap polisi gara gara cuitan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun