Salah satu program mercusuar Presiden Jokowi adalah adalah terciptanya Single Identification Number yang mulai diwujudkan dengan terbentukny PDNS (Pusat Data Nasional Sementara) tetapi ternyata diretas. Bagi sebagian orang sangat mengagetkan dan merasa was-was karena data itu menyangkut data saya dan anda. Tapi saya sudah mendugaÂ
Kata Nasional yang artinya menyangkut semua rakyat Indonesia. Jika kita membayangkan Server PDNS dijaga ketat, tetapi nyatanya bisa diretas oleh hacker selama 4 Â (mungkin juga 4 malam karena menyangkut secara global) hari tentu ini menjadi tanda tanya jika tidak mau dibilang memalukan.Â
4 hari bagi data nasional itu bukan waktu yang sebentar karena jutaan data diperlukan selama 4 hari, sebagai perbandingan Whatsup sempet diserang hanya memakan waktu 2 jam langsung pulih. Demikian juga dengan youtube hanya dalam hitungan jam bisa pulih.
Digitalisasi yang digaungkan pemerintah seakan musnah dengan adanya peretasan 20 juni 2024, Data WNI Â dan sebagian data WNA yang ada dijadikan sandera oleh hacker untuk dimintai tebusan sebesar $ 8 juta atau sekitar 131 milyar rupiah.Â
Sebagai orang yang pernah duduk di bangku kuliah ilmu komputer saya bisa sedikit menduga jika ada kelalaian melakukan keamanan data, Ransomware tidak mungkin bisa nyolong masuk begitu saja jika tidak ada yang membiarkan masuk atau sengaja dimasukan. Masuknya ransomware bisa melalui situs yang sengaja dijadikan pancingan untuk membuat kita tertarik untuk mendatanginya seperti situs judi online dan situs dewasa.Â
Saat sedang asik kita berada di tempat itu makan diam-diam ransomware masuk. Bisa jadi juga orang opeartor yang bertugas lalai mematikan port yang terhubung ke jaringan internet sehingga bisa dimasuki hacker/cracker. Ini harus diadakan investigasi untuk menguliknya karena jejak digital mudah kita lacak. kita lacak dari mana IP addres itu bocor
Lantas bagaimana dengan pemulihan data, saya sendiri pesimis data bisa dipulihkan. Data dalam PDNS dipastikan sudah rusak dan kecil kemungkinan bisa dipulihkan, celakanyanya lagi PDNS tidak mempunyai data cadangan (Backup). Ini sungguh blunder dari kacamata saya. Data negara tidak mempunyai backup. Tetapi berita baiknya tidak semua data kita dicuri oleh hacker karena rasanya kecil kemungkinan hacker memiliki data storage (hardisk) sebesar sekian ratus giga data yang dicuri.
Perbaikan data data hanya bisa diharapkan dari data instansi terkait yang diciretas (210 data instansi pemerintah yang diretas). Instansi tersebut dipastikan masih menyimpan data setidaknya data manusl yang selama ini dijalankan. Kita masih cukup beruntung karena sebagin bisa data pemerintahan masih manual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H