Baru-baru ini ada kabar jika ada peretasan data pengguna Tokopedia kemudian oleh si peretas bahwa datanya hendak dijual melalui darkweb. Berita ini begutu membuat kuatir pengguna Tokopedia.Â
Menurut saya sebagai orang yang pernah kuliah IT, hal itu tidak perlu membuat kita menjadi parno, Mengapa ? karena dana kita yang disimpan di Akun dipastikan aman.
Tokopedia sebenarnya hanya menyimpan akun transaksi kita, sejauh ini belum ada laporan mengenai kehilangan dana. Sebagai nasehat dari saya sebiaknya jangan menyimpan uang terlalu banyak di akun market place karena riskan diretas.Â
Sebenarnya peretasan market place bukan hal yang aneh karena memang market place kita tidak memiliki sistem keamanan yang ketat. Hampir tidak pernah saya dengar market place negeri kita memakai konsultan keamanan yang mumpuni. Â
Tetapi peretasan itu tidak perlu dikuatirkan karena peretasan itu hanya sekedar mengambil data, bukan uang. Data kita juga sebenarnya sudah diretas atau tepatnya dikumpulkan oleh pengelola email.Â
Setiap pendaftaran kita ke market place, kita semua diminta memasukan email. Dari email tersebut semua transaksi kita tercatat, sehingga data kita sudah diretas sejak awal.
Bagaimana dengan dana kita. Dana kita yang pakai untuk bertransaksi adalah dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga itu bisa bank atau startup e-money.Â
Pihak ketiga tersebut baik bank atau startup e-money memiliki sistem pengamanan yang lebih baik. Saya melihat bank-bank negeri kita terutama bank besar, pelaku peretasanya oleh orang dalam.Â
Sistem keamanan bank itu sangat rumit dan mengunakan firewall (Lapisan keamanan) yang berlapis dan mengunakan sistem operasi yang tidak umum. Â
Memang sistem keamanan di dunia komputer tidak ada yang 100 persen aman. Tetapi keamanan yang baik harus selalu diuji. Tidak heran jika provider sustem keamanan selalu menyediakan hadiah kepada siapa saja yang bisa meretas sistemnya.Â
Seorang hacker lebih tertantang untuk menjebol sistem keamanan yang seperti ini daripada menjebol marketplace. Kehebatan hacker betul-betul teruji jika mampu menjebol keamanan konsultan keamanan.Â
Seorang cracker (hakcer jahat) biasanya baru belajar menjebol pertahanan suatu situ atau aplikasi kemudian mencoba mencari pembeli datanya. Seorang cracker professional umumnya sudah memiliki jaringan luas yang siap memasarkan hasil kejahatanya.Â
Sedangkan cracker tokopedia terlihat sedang mencari pembeli dengan menggunakan situs darkweb. Dari sini kita menarik kesimpulan jika yang melakukan peretasan terhadap tokopedia masih tergolong cracker baru.
Seorang hacker tentu tidak akan melakukan hal ini. Hacaker professional terikat dengan kode etik yang harus dipatuhi. Bagaimana jika seorang hecker tidak mematuhi kode etik, apakah ada hukum yang menjeratnya? jawabnya tentu saja, undang-undang negara kita sudah melindunginya.Â
Tetapi hukuman yang paling mengerikan dan ditakutkan oleh para hacker adalah hukum rimba yaitu berupa penyerangan beramai-ramai terhadap hacker yang sudah melanggar kode etik. Sehebatnya seorang hacker tidak mampu menghadapi serangan terus menerus dari berbagai hacker lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H