Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nasihat Warren Buffet Ketika Pasar Saham Anjlok

16 Maret 2020   17:02 Diperbarui: 17 Maret 2020   10:41 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek pandemi corona secara langsung menghantam Indeks saham seluruh dunia. Semua pasar saham terjun bebas hanya dalam waktu beberapa hari. Nyaris tidak ada saham unggulan yang naik. Hanya saham kelas gorengan yang naik.  

Jatuhnya pasar saham adalah hal yang tidak bisa dihindari karena semua proses produksi terganggu, kegiatan ekonomi nyaris berhenti. Lockdown terjadi di italia. Penutupan kota terjadi di beberapa negara. Kepanikan terjadi dimana-mana termasuk pasar saham yang langsung makjleb turun drastis. Kondisi ini lebih buruk daripada kejatuhan tahun 2008, bahkan beberapa analis mengatakan lebih parah daripada kondisi tahun 1998 untuk kasus Indonesia. 

Warren Buffet Investor terhebat sepanjang masa masih tetap tenang. Pada Agustus 2019 ternyata Warren Buffet masih menggenggam uang US$ 122 atau 1.732 triliun rupiah (kurs 14.200). Dia menilai. Dia sengaja menyimpan uang tersebut untuk menunggu momentum pasar saham jatuh seperti sekarang.

A-z Quote
A-z Quote

Menurut Warren Buffet sekarang sedang terjadi ketidak warasan yang perlu kita manfaatkan untuk mengambil keuntungan. Masyarakat dunia sedang dilanda ketakutan luar biasa karena efek corona. Tindakan melepas saham secara besar-besaran terjadi di seluruh dunia karena mengikuti prinsip "Cash money is the king" tetapi Pesan Warren Buffet di saat orang lain takut kita harus manfaatkan dengan membeli saham secara massif dan terukur, tapi ingat satu hal belilah nilai perusahaan itu bukan harganya. Kita harus jeli dengan mengadakan riset untuk menaksir nilai (saham)perusahaan yang akan kita beli. 

Warren Buffet selalu berpegang bahwa saham adalah pasar panas, tetapi kita harus selalu berkepala dingin karena pasar saham adalah tempat untuk menaruh uang panas menjadi uang dingin. Menaruh uang di pasar saham artinya seperti yang kita menaruh air di dalam kulkas hingga menjadi es. Proses itu tidak langsung menjadi keuntungan seketika tetapi butuh proses yang memakan waktu. 

Selain itu kita harus memiliki stamina cukup agar  mampu bertahan hingga pasar saham pulih dan saatnya panen. Pasar Saham saham saat ini sangat menguras stamina, emosi dan dana, kita tetapi kita harus menghadapinya dengan kepala dingin. Waren Buffet mengatakan mengatakan, membeli saham artinya untuk melihat kemajuan sebuah perusahaan dalam waktu 20 hingga 30 tahun ke depan, dan proyeksi kinerja perusahaan dalam jangka waktu tersebut tidak akan berubah karena wabah virus corona.

Exploringmarkets.com
Exploringmarkets.com

Badai Pandemi Corona pasti berakhir. Ini terlihat dari Tiongkok yang sudah mulai membuka kota Wuhan dan menutup beberapa rumah sakit khusus corona. Bahkan mengirim tenaga medis ke negara yang membutuhkan. Tetapi seberapa siapkah kita memanfaatkan hal ini untuk menarik keuntungan. Happy cuan 

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun