Pada tahun 2019 saya Bersama keluarga melakukan perjalanan wisata ke kampung halaman ibu saya di desa petok kecamatan mojo kediri jawa timur, kami berangkat dari perjalanan pada pukul 04.00 wib untuk menghindari kemacetan di ruas jalan tol cikampek (JORR) kami berangkat dari rumah menaiki mobil pribadi kami yaitu Toyota kijang LGX mobil tersebut diisi oleh saya,kakak,ibu dan ayah saya, karena mobil ini memiliki kapasitas yang luas dengan kapasitas 8 orang maka kursi dibelakang dijadikan bagasi dengan melipat jok bagian belakang kami berangkat memasuki tol Tanjung Barat Simatupang, Mula mula ayah saya yang menyetir dikarenakan saya masih mengantuk.
Saat jam 6 dimana niat kami menghindari kemacetan malah terjebak macet di JORR dengan kurang lebih waktu kurang lebih hampir 3 jam dan untungnya kami membawa perbekalan yang cukup, kami memutuskan untuk makan di dalam kendaraan dimana ibu membawa rice cooker dengan mobil ayah yang sudah di modif sehingga dapat dipasang sebuah stop kontak listrik seperti dirumah dan ibu sudah memasak lauk pauk diantaranya ada favorit saya yaitu sebuah terong balado yang membuat nafsu makan saya bertambah kebetulan juga kami belum ada yang sarapan.
Singkat cerita kami sudah memasuki ruas jalan tol cipali karena ayah saya mengantuk maka saatnya saya untuk menyetir mobil kebanggaan keluarga kami ini hehe... saya menyetir dari  rest area 149km tol transjawa walaupun di jalan tol saya tetap mempertimbangkan kecepatan si legenda ini hari menjelang semakin siang dan semakin panas untungnya ayah saya adalah specialis di bidang AC mobil selama 23 tahun, apabila para readers ingin service mobil anda,anda bisa datang langsung ke bengkel AC L.A variasi dekat stasiun Lenteng agung arah depok sebelah kanan jalan.
Back to the story, saya menyetir sampai di BREXIT (Brebes Exit) Kami memutuskan untuk mampir sejenak untuk membeli beberapa telur asin dan beberapa bawang merah sebagai oleh oleh untuk keluarga di kampung halaman, Saat kami keluar dari tol kami langsung di sambut beberapa gerai bawang merah dan telur asin,saat itu ayah memutuskan untuk mampir ke salah satu gerai tersebut karena menjual bawang merah dan juga telur asin,perhatian saya langsung terjutu pada sebuah telur asin yang berwarna warni, sehingga saya iseng bertanya kepada si penjual, bapak sumadi beliau menjelaskan telur tersebut dicat menggunakan pewarna yang aman tujuannya hanya untuk menarik perhatian pelanggan karena berbeda dari yang lain.
Kami sampai di Kampung halaman saya di kediri pukul 19.28 malam seperti biasa kami disambut oleh keluarga dengan meriah dan suka cita terlebih kami yang jarang berjumpa,keesokan harinya saya diajak ke air terjun Dolo, sedikit penjelasan tentang destinasi wisata ini,Air Terjun Dolo adalah salah satu tempat wisata air terjun yang terletak di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.Â
Air terjun ini berada di bagian timur lereng Gunung Wilis, yang memiliki ketinggian 125 meter dan 1800 meter di atas permukaan laut. Air terjun Dolo berjarak 4 meter dari air terjun Irenggolo yang dibatasi oleh banyak pepohonan dan hutan, yang juga masih terletak di kawasan Besuki. Debit air yang dicurahakan air terjun ini tidak terlalu deras, tetapi memiliki suhu air yang sangat dingin.Â
Tumpahan air yang jatuh dari atas terbagi atas tiga bagian, mulai dari bagian yang paling tinggi sekitar 90 meter dan dibawahnya sekitar 2-5 meter. Air terjun Dolo terletak di kawasan pegunungan, sehingga selain suhu udaranya dingin, sering kali kawasan di sekitar air terjun dan akses jalan menuju ke sana tertutup oleh kabut.
Disana saya parkir kendaraan harga tiket parkir hanya sebesar 2000 rupiah untuk motor dan 5000 untuk mobil Panjang perjalanan dari parkiran harus menempuh beberapa meter lagi dengan berjalan kaki, air nya sangat dingin sehingga saya tidak berani untuk berenang kami disana berfoto foto dan meng-chill kalau kata anak muda zaman sekarang,hari menejelang sore di parkiran  saya membeli sebuah hidangan yaitu sebuah nasi tiwul yaitu nasi ini adalah masakan tradisional khas Jawa yang terbuat dari singkong.Â
Meski sekarang lebih populer sebagai jajanan pasar, bertahun-tahun silam nasi tiwul sempat menjadi makanan pokok bagi masyarakat Jawa untuk pengganti nasi tiwul bisa dinikmati dengan campuran gula merah dan kelapa parut sebagai camilan. Atau dikukus dan dinikmati sebagai nasi dengan sayur godog, tempe goreng atau oseng sayuran.
Hari kedua saya diajak pergi lagi ke sebuah destinasi yang cukup terkenal di pusat kota yaitu goa selomangleng, sedikit penjelasan tentang destinasi ini  Lokasi Goa Selomangleng berada di lereng Gunung Klotok, tepatnya berada di Jl. Selomangleng, Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.Goa Selomangleng ialah sebuah goa buatan yang dibentuk menggunakan batu andesit hitam, dan telah ada sejak zaman Raja Erlangga sang pendiri Kerajaan Kahuripan. Goa ini berada di kaki Gunung Klotok, sehingga menampilkan alam yang indah serta udara yang masih sejuk. Dan Goa Selomangleng termasuk wisata alam terbesar yang ada di Kota Kediri.
Karena dekat dengan terminal bus kota kediri yaitu terminal tamanan disaat banyak kuliner yang sangat lezat diantaranya favorit saya adalah soto lamongan cak miq sensasi kuah segar soto ini sangat lezat membuat perut menjadi hangat dan taburan koya yang sangat gurih serta perasaan jeruk nipis dan sambel nya yang tiada tanding menjadi soto lamongan cak mik ini menjadi sebuah kuliner yang wajib saya nikmati Ketika pulang kampung ke kota kediri hari menjelang semakin malam dan kami memutuskan berpindah ke sebuah monument iconic kota kediri yaitu SLG (Simpang lima gumul).
Mungkin ini adalah monasnya kota kediri dimana terdapat sebuah bangunan seperti Arc de Triomphe yang berada di Paris, Prancis jadi apabila readers ingin seolah olah berlibur ke paris anda hanya perlu dating ke kota kediri hehe....Â
Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Ke kediri, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri, saya parkir kendaraan seharga 5000 rupiah dan menyebrang jalan, uniknya disini tidak ada jembatan penyebrangan orang (JPO) melainkan sebuah Lorong bawah tanah untuk pejalan kaki, di Lorong tersebut terdapat banyak bingkai foto foto arsip sejarah potret lama kota kediri menarik sekali bukan? Karena itulah readers saya sangat menyarankan kalian untuk datang ke ke kota ini.
Sudah lebih dari 1 minggu saya di kediri dan pada saatnya saya untuk Kembali ke Jakarta,namun kali ini berbeda ayah saya di temani oleh om saya dengan membawa mobil sementara saya menaiki kereta api, dari kampung halaman saya dihantarkan ke stasiun kota kediri saya menunggu kereta saya yaitu kereta api gajayana dengan kelas eksekutif dan harga yang lumayan, perjalanan ini terasa sangat mengasyikan karena saya sangat suka dengan kereta api, perjalanan di kereta api menghabiskan kurang lebih 8 jam kereta ini tiba di stasiun gambir pukul 5 pagi dan saya memesan sebuah ojek untuk mengantar saya ke gondangdia saya menaiki KRL dan turun di stasiun Universitas Pancasila dan dijemput oleh saudara saya sampai ke rumah,itulah pengalaman menarik saya di kota kediri, semoga bila ada waktu lagi saya dapat berlibur dan mengexplor tempat yang belum terjamah di kota ini.
               Â
       Â
       Â
       Â
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H