Alangkah celakanya, Kampus seakan menjadi ladang "Surga" bagi mahasiswa calon intelektual yang melacurkan diri dengan menyelundupkan barang haram berupa narkoba.
Ironisnya, bagi banyak kalangan, kampus adalah tempat merajut masa depan mahasiswa yang lebih baik. Namun, mirinya di kampus pula oknum mahasiswa pengikut "Dajjal" menjadikannya bak "surga" untuk kenikmatan peredaran dan penggunaan narkoba.
Barang haram ini begitu mudah dan bebas didapatkan, seperti saat Polisi menemukan "bunker" atau penyimpanan narkoba di salah satu kampus di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Bunker tersebut berupa brankas yang menyimpan barang bukti narkoba jenis sabu di dalam kawasan kampus. Entahlah kampus mana, yang jelas bukan kampus sembarang kampus. Bahkan bukan kampus kaleng-kaleng yang masuk abal-abal. Karena jelas tersirat bahwa kampus ternama, itu artinya bisa ditebak kampus dengan label terbesar dan terkemuka.
Narkoba menjamah berbagai kalangan. Dunia kampus gudangnya para intelektual berada. Di sana, narkoba bergerak senyap tetapi masif. Narkoba menggeliat dari tangan bandar besar hingga ke para kaki tangan mahasiswa di dalam kampus. Mereka yang berada di kampus tahu, tetapi memilih tutup mata.
Sebagai salah satu kejahatan luar biasa, peredaran narkoba masih saja merajalela. Daya rusak bagi masa depan bangsa pun semakin mencemaskan, lantaran ia kian agresif menyandera kaum milenial dengan kenikmatan palsu yang mematikan.
Para bandar narkoba memang tidak mengenal masa. Sejak dulu, mereka terus menggelontorkan barang terlarang itu ke pasaran. Demi fulus dalam jumlah tak terbatas, mereka tak peduli akan derita berkepanjangan para korban. Demi keuntungan gila-gilaan, mereka tega menjerumuskan nasib bangsa ke jurang kehancuran.
Kita tidak mau punya generasi yang rapuh akibat narkoba. Kita harus menyelamatkan anakanak bangsa, termasuk generasi milenial, dari cengkeraman narkoba supaya negara ini punya masa depan.
PERANG terhadap narkoba sepertinya akan menjadi perang yang tidak pernah akan berakhir. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun gejala penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba bukannya semakin menurun, melainkan justru semakin meningkat.
Peningkatannya pun berlangsung bukan sekadar dalam deret hitung, melainkan dalam deret ukur, secara eksponensial, sangat mengerikan dan masif. Terlalu mudah bagi kita, hari-hari ini, untuk menyebut contoh mengenai siapa, kapan, di mana, dan bagaimana penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba berlangsung
PERANG melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba ialah ikhtiar tiada henti dalam menaklukkan salah satu kejahatan luar biasa. Kita tak boleh lelah, apalagi kalah, kendati mendapat perlawanan dari pengedar hingga bandar. Bandar narkoba semakin brutal.