Kini, atas kerjasama semua pihak. Tiga tahun terakhir "festival religi" perahu mini dilakukan dengan cara unik yakni lombah antar desa kemudian prosesi lanjutan pemberangkat seperti biasanya. Kegiatan secara penggabungan desa dilakukan masuk tahun ketiga setelah sebelunya hanya dilakukan terpisah di desa masing-masing. Pada tahun 2018 kegiatan ini, dilepas langsung oleh Wali Kota Tual Adam Rahayaan. Kemudian tahun 2019 dilepas oleh Wakil Wali Kota Tual Usman Tamnge.
Pada tahun 2019, Wakil Wali Kota Tual Usaman Tamnge membuka dan melepas festival budaya religi Hoer Findamar (Perahu Lailatul Qodar). Bertempat di Pantai Desa Sermaf Kecamatan PP Kur, Wakil Wali kota Usman Tamnge didampingi Kepala Balai Pelestarian budaya Maluku, camat PP Kur dan sejumlah Pimpinan OPD yang sempat hadir membuka festival Budaya religi sekaligus melepas Perahu Lailatul Qodar.
Dikutip dari dokumentasi medsos Facebook (FB) Humas Kota Tual. Wakil Wali kota dalam sambutanya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini dan menegaskan Kepada dinas terkait agar kedepan harus bersama Pemerintah kecamatan membumikan kegiatan dimaksud.
Lebih lanjut org nomor dua di Kota Tual ini berjanji bahwa kedepan Pemerintah Kota Tual akan mengambil alih kegiatan ini dan nantinya diupayakan agar menghadirkan Kementerian Pariwisata dan Gubernur Maluku untuk bersama-sama menyaksikan langsung pelaksanaan kegiatan ini dari Bumi Makara untuk tahun mendatang.
Sekadar diketahui Balai pelestarian Budaya Maluku merekomendasikan Perahu Mini atau sebutan Hoer Findamar dari Kecamatan Kur masuk warisan Budaya Nasional.
Dimana Balai Pelestarian Budaya Maluku berpandangan tahun depan tradisi budaya religi Hoer Findamar atau Perahu Lailatul Qodar dari Kecamatan Pulau Kur, Kota Tual. Akan masuk warisan budaya Nasional, hal ini mengingat tradisi bernuansa religi dari kecamatan yang berjuluk Bumi Makara ini memiliki keunikan tersendiri dengan Latar belakang sejarah islami serta memiliki nuansa bahari menceritakan sejarah perjalanan salah satu wali yakni Ibnu Sina yang berlayar dari Timur tengah dan menyinggahi bumi Makara Pulau Pulau Kur tepat pada 26 ramadhan.
Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi Pemerintah Kota Tual dan lewat Dinas terkait menginstruksikan agar mampu mengemas peluang ini untuk membuka akses wisata baru yakni perpaduan wisata Budaya Islam dan bahari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H