Isamu Noguchi pernah dikontrak oleh Pemerintah Negara Bagian Hawaii, Amerika Serikat. Tugasnya ialah untuk mempercantik kota Honolulu. Akan tetapi bukan keindahan saja dipikirkannya. Konsepnya ialah: bagaimana seni dapat memanusiakan manusia. Maka, ketika bekerja di Honolulu, Isamu “djuga mentjari apa-apa jang praktis.” Maka “ditjiptakannjalah model untuk taman kanak-kanak, lengkap dengan ajunan-ajunan, tempat merosot, buaian dll. Semuanja ini dibuatnja setjara artistik. Noguchi tidak pertjaja bahwa kesenian dapat mentjapai tingkat tinggi djikalau hanja satu[-]dua orang sadja dapat merasakan keindahan daripadanja.” Kesenian bagi Isamu bukan untuk sekadar digantung di dinding atau disimpan di museum. “Kesenian harus dipergunakan oleh semua golongan manusia.”
Sangat terkesan dengan kebudayaan Indonesia
Sebetulnya Isamu sudah lama ingin datang ke Indonesia. Tapi baru tahun 1950 hal itu dapat diwujudkannya. “Ketika ia menerima Guggenheim fellowship (beasiswa untuk kaum seniman) pada tahun 192[7,] ia diperbolehkan djuga ke Indonesia, akan tetapi oleh suatu atau lain sebab [kunjungan itu] tertunda.”
Barulah pada tahun 1950, ketika usianya sudah mencapai 45 tahun, Isamu dapat mengunjungi Indonesia. Sejak semula sudah direncanakannya bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah untuk membuat patung kepala Presiden Sukarno, seorang pemimpin negara yang baru merdeka dari penjajah yang sedang naik bintangnya pada waktu itu. Selama kira-kira dua setengah bulan berada di Indonesia, Isamu berkeliling ke banyak daerah dan pulau-pulau. Kunjungannya ke Indonesia itu telah memperluas pengetahuannya tentang kesenian Indonesia.
Demikian sedikit tambahan informasi tentang Isamu Noguchi, si pembuat patung kepada Bung Karno itu. Pematung terkenal itu meninggal di New York pada 30 Desember 1988 dalam usia 84 tahun (lihat: Isamu Noguchi, the Sculptor, Dies at 84; dikunjungi 18-07-2016).
Sebagaimana diinformasikan oleh salah seorang pembaca esai terdahulu, yaitu Bapak Sirpa, patung kepala Presiden Soekarno ciptaan Isamu Noguchi itu sekarang tersimpan di Museum Smithsonian di Washington, Amerika Serikat. Lebih jauh mengenai koleksi ini, lihat: Collections.si.edu (dikunjungi 17-07-2016). Besaru patung itu dua kali lebih besar dari kepada Bung Karno. Dan melalui esai ini dan esai terdahulu kita tahu bahwa patung itu telah menyinggapi Italia terlebih dahulu sebelum akhirnya disimpan di tempat penyimpanannya sekarang di Washington.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi kalangan peneliti seni dan para pembaca Kompasiana pada umumnya.
Dr. Suryadi, MA.
Staf pengajar Department of South and Southeast Asian Studies
Institute for Area Studies, Universiteit Leiden, Belanda