Mohon tunggu...
Suryadi
Suryadi Mohon Tunggu... -

Saya menulis dengan sikap rendah hati. Saya hanya berharap dari apa yang saya tulis, orang lain akan beroleh manfaat, walau mungkin hanya secuil. Dan saya berharap dari manfaat yang diperoleh orang lain dari tulisan saya itu, Tuhan Yang Maha Kuasa akan berkenan membalasnya dengan menunjukkan jalan kebenaran dalam hidup saya. (Personal page: http://www.universiteitleiden.nl/en/staffmembers/surya-suryadi).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Orang Pendek (Leco) Penghuni Rimba Raya Sumatera

3 Juli 2016   19:59 Diperbarui: 6 Juli 2016   04:46 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 2: Kerangka anak orang pendek (tampak depan dan samping) dan kulitnya. Sumber: Pandji Poestaka, No. 49, Tahoen X, 17 Juni 1932, hlm. 758 [Serba-Serbi].

Rupanya dulu orang pendek ini cukup sering ditemukan di daerah Pasirpangarayan, hulu Sungai Rokan. Selain di tempat itu, makhluk ini juga sering terlihat oleh orang perimba di hutan-hutan di daerah Kerinci. Junaidi alias Jon Kobet, seorang peneliti dari Riau mengatakan bahwa tahun 1950-an ada leco yang tertangkap orang di Pasirpangarayan. Akan tetapi sekitar dua dekade sebelumnya, juga sudah ada jenis makhluk ini yang tertangkap di daerah itu, seperti dilaporkan majalah Pandji Poestaka, No. 44, Tahoen X, 31 Mei 1932, hlm. 686 [Kroniek]:

Orang pendék. Sum[atra] Post mendengar kabar bahwa oléh gewestelijk bestuur diterima kabar dari radja di Rokan bahasa didaérah Rokan terdapat orang pendék, jang telah lama ditjari orang itoe.

Seorang pemboeroe telah dapat menangkap orang pendék perempoean jang beloem déwasa. Orangpoen mentjari teroes orang pendék lainnja.

Majalah Pandji Poestaka, No. 45, Tahoen X, 3 Juni 1931, hlm. 701 [Kroniek] melanjutkan laporan penangkapan terhadap orang pendek itu:

Orang pendék. Tentang penangkapan orang pendék itoe, lebih landjoet Sum[atra] Post mendengar kabar bahwa waktoe mengadakan perdjalanan commissie controleur Pasir Pengaraian mendengar dari toekang mentjahari roetan dan atap bahwa meréka telah beberapa kali berdjoempa dengan orang pendék.

Kabar dari toekang mentjari rotan atap itoe ada dibenarkan oléh radja di Rokan, jang djoega telah melihat orang pendék itoe. Oléh controleur itoe laloe diperintahkan oentoek menangkap orang pendék itoe mati atau hidoep. Orang-orang Radja tadipoen laloe memboeroe orang pendék perempoean dengan anaknja. Anaknja tertangkap mati dan ema’nja jang loeka sedikit karena ditémbak bisa melarikan diri.

Selanjutnya, Pandji Poestaka, No. 46, Tahoen X, 7 Juni 1931, hlm. 717 [Kroniek] menyebutkan:

Orang pendék. S. P. [Sumatra Post] mendapat kabar, bahwa controleur di Pasirpangaraian telah memberitakan kepada pemerintah gewest sebagai berikoet:

Koelitnja orang pendék dan kerangkanja tjoekoep semoea. Pandjangnja 43 cm. dan dibawa kekantor sadja. Koelit itoe tadi tidak ditoemboehi oléh boeloe dan warna ramboetnja seperti aboe.

Menoeroet pandangan saja kerangka badan itoe ta’ [ada] bédanja dengan kerangka badan manoesia biasa. Djoega didapati beberapa gigi jang soedah toemboeh.

Rangka badan itoe akan dikirimkan kepada Zoologisch Museum di Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun