Mohon tunggu...
Surya Lestari
Surya Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi pada Program Pelatihan Desain Grafis dalam Pencapaian Keberhasilan Peserta Pelatihan

9 Oktober 2023   10:51 Diperbarui: 9 Oktober 2023   12:43 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu di lingkungan dengan menggunakan metode dan kaidah yang telah ditentukan. Dari hasil evaluasi sering diperoleh atribut-atribut atau ciri-ciri individu atau objek yang bersangkutan. Selain menggunakan tes, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara atau bentuk instrumen lain yang sesuai (Nurhasan, 2001:3).

Evaluasi program adalah kegiatan menyelidiki secara sistematis apa yang bernilai dan berharga dari suatu objek. Pendapat lain (Denzin dan Lincoln, 2000:83) menyatakan bahwa evaluasi program berdasarkan kekhawatiran pembuat kebijakan dari penyandang dana sering kali mencakup pertanyaan sebab akibat mengenai program mana yang mencapai tujuan yang diinginkan. Keputusan yang diambil dijadikan sebagai indikator kinerja pada setiap tahapan evaluasi dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. 

Pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran yang menitikberatkan pada praktik daripada teori, yang dilakukan oleh instruktur secara individu atau kelompok untuk meningkatkan kapasitas individu atau kelompok. Tujuan pelatihan adalah agar individu dan kelompok terlatih menguasai keterampilan yang dapat dikuasai. 

Desain grafis atau rancangan grafis adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan elemen visual, seperti tulisan, bentuk, dan gambar, untuk menciptakan kesadaran akan pesan yang ingin disampaikan. 

Desain grafis pertama kali diterapkan pada media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Selanjutnya seiring berkembangnya zaman, desain grafis juga diterapkan pada media elektronik yang sering disebut desain interaktif atau desain multimedia. Desain grafis dapat diterapkan sebagai desain lingkungan termasuk perawatan tata ruang (Suparno, 2016). 

Menurut Sudjana (2007: 104) Keberhasilan suatu Pelatihan lebih banyak dinilai dari segi pengukuran perubahan perilaku yang diharapkan pada peserta atau lulusan sesuai dengan proses pelatihan.

Pada program pelatihan desain grafis ini memiliki beberapa tahapan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan ini mencakup konteks yang diperlukan untuk menetapkan program pelatihan desain grafis, pendanaan pelatihan, kebutuhan pelatihan masyarakat dan landasan hukum pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi. Suatu program pelatihan akan baik jika direncanakan dengan matang, khususnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut.

Pada tahap pelaksanaan dibahas beberapa hal antara lain jadwal kegiatan, daftar hadir, bahan ajar dan program, serta metode pembelajaran. Jadwal kegiatan pelatihan berlangsung selama 35 hari dengan kapasitas pembelajaran 280 JP. Jadwal terstruktur dengan baik dengan alokasi waktu yang efektif. 

Daftar hadir pelatihan dibuat secara berkala setiap hari di awal pelatihan dengan cara memberikan tanda tangan yang mempunyai fungsi baik untuk mengetahui tingkat kehadiran peserta. 

Materi diberikan sesuai dengan program yang digunakan instruktur, dimana program tersebut telah memenuhi standar Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. Kegiatan pelatihan desain grafis ini berbasis keterampilan.

Tahap evaluasi berfokus pada kualitas hasil pelatihan dan tingkat kelulusan peserta. Evaluasi yang dilakukan dapat dilihat dari keberhasilan peserta pelatihan, khususnya peningkatan dan penambahan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap yang terjadi pada peserta pelatihan. 

Bentuk hasil pelatihan adalah diperolehnya sertifikat peserta pelatihan dan sertifikat uji kompetensi bagi peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sehingga sertifikat dapat digunakan pendukung ketika peserta ingin mendaftar pekerjaan.

Model evaluasi yang digunakan pada program pelatihan desain grafis di Balai Latihan Kerja Banyuwangi ialah model CIPP meliputi Context (Konteks), Input (Masukan), Process (Proses), Product (Hasil). 

Menurut Mahmudi (2011), CIPP merupakan model evaluasi yang menggunakan pendekatan berorientasi manajemen (management-oriented evaluation approach) atau dikenal dengan evaluasi manajemen program (evaluation in program management). 

Model CIPP didasarkan pada pandangan bahwa tujuan paling penting dari evaluasi program bukanlah untuk membuktikan (to prove) namun untuk meningkatkan (to improve). 

Oleh karena itu, model ini juga digolongkan ke dalam pendekatan evaluasi yang berorientasi pada peningkatan program (improvement oriented evaluation) atau bentuk evaluasi pengembangan (evaluation for development). 

Artinya model CIPP diterapkan untuk mendukung pengembangan organisasi dan membantu para pemimpin dan karyawan organisasi tersebut mendapatkan dan menggunakan masukan secara sistematis untuk menjadi lebih kompeten memenuhi kebutuhan penting atau setidaknya bekerja sebaik mungkin dengan sumber daya yang tersedia.

Evaluasi model CIPP dapat diterapkan di berbagai bidang. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (dalam Muryadi, 2017) menerjemahkan masing-masing dimensi tersebut dengan makna sebagai berikut:

a. Context: situasi atau konteks yang mempengaruhi perencanaan program pelatihan.

Dari hasil data yang ditemukan kemudian dianalisis menunjukkan bahwa dalam konteks hukum program pelatihan desain grafis di Balai Latihan Kerja Banyuwangi dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan pelatihan desain grafis. 

b. Input: kontribusi berkualitas yang dapat mendukung pelaksanaan program pelatihan.

Berdasarkan hasil paparan data mengenai evaluasi input didalamnya ada sumber daya manusia terkait, antara lain pengelola, instruktur, dan peserta pelatihan. dari data yang dihasilkan kemudian dianalisis bahwa penyelenggara program secara umum sudah baik, namun terdapat kelemahan yaitu tidak adanya petugas khusus untuk merekrut peserta, sehingga penyelenggara dan instruktur mempunyai tugas yang merangkap sehingga dapat menghambat konsentrasi kerja penyelenggara dan instruktur.

c. Prosess: Melaksanakan program dan menggunakan fasilitas sesuai rencana.

Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi proses, ada beberapa hal yang dibahas, termasuk waktu kegiatan, daftar hadir, materi dan kurikulum serta metode pembelajaran. Materi yang diberikan sesuai dengan program yang digunakan instruktur, yang mana program tersebut sudah memenuhi standar Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. 

d. Product: hasil yang dicapai selama pelaksanaan program.

 Berdasarkan hasil temuan dan dianalisis, maka evaluasi akhir model CIPP adalah evaluasi produk atau hasil, dimana evaluasi ini membahas tentang kualitas hasil pelatihan dan tingkat keberhasilan. Keberhasilan peserta yang dilatih meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

1. Pengetahuan

Hasil dari temuan data dan kemudian dianalisis menunjukkan bahwa keberhasilan peserta pelatihan desain grafis di Balai Latihan Kerja Banyuwangi dinyatakan dalam aspek pengetahuan, dapat dikatakan peserta pelatihan berhasil memahami materi hingga memperoleh pengetahuan baru setelah mengikuti pelatihan desain grafis ini. Proses pelatihan Ini membuat peserta pelatihan dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari yang bisa menjadi lebih bisa, dari yang mampu menjadi kompeten. 

2. Keterampilan

Hasil temuan melalui observasi dan wawancara menunjukkan bahwa para peserta banyak mempelajari keterampilan baru setelah menjalani pelatihan desain grafis di Balai Pelatihan Kerja Banyuwangi. Pelatihan desain grafis ini dapat dikatakan sukses bagi peserta pelatihan karena peserta mampu mengembangkan keterampilannya sehingga bisa menjadi modal bagi peserta saat memasuki dunia kerja.

3. Sikap

Berdasarkan hasil analisis data, sikap yang diungkapkan peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan desain grafis merupakan indikasi keberhasilan mereka. Selain pengetahuan, keterampilan, sikap juga merupakan nilai penting bagi peserta pelatihan, jika peserta berkompeten dan terampil, namun tidak memiliki sikap yang ingin berubah semuanya akan percuma. Menurut analisa peneliti, banyak peserta pelatihan yang ingin melamar pekerjaan, ada yang menunggu panggilan kerja, dan ada pula yang bekerja di industri percetakan. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pelatihan desain grafis ini dinilai baik, hal ini ditunjukkan melalui 4 komponen evaluasi model CIPP: Context, Input, Prosess dan Product, dibuat sangat sesuai dengan standarisasi. 

Maka dengan melakukan kajian evaluasi terhadap model CIPP, kita dapat melakukan penilaian yang efektif dan efisien sehingga model ini menjadi benchmark ke depan sehingga hambatan dan kerentanan dapat kita pahami dan segera dilakukan perbaikan.

Evaluasi yang dilakukan melihat keberhasilan peserta pelatihan, khususnya peningkatan dan penambahan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap yang terjadi pada peserta pelatihan. Bentuk hasil pelatihan adalah diperolehnya sertifikat peserta pelatihan dan sertifikat uji keterampilan bagi peserta yang dinyatakan lulus uji keterampilan yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sehingga sertifikasi tersebut dapat dijadikan pendukung ketika peserta hendak melamar pekerjaan. 

Sumber:

Budiarto, S. P. (2019). Pelatihan Desain Grafis dan Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruhan Persatuan Guru Republik Indonesia Banyuputih Situbondo. JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat), 4(1), 308-313.

Denzin, Norman K. Yvonna S. Lincoln. 2000. Handbook of Qualitative Research 2nd edition. London: Sage Publication, Inc. International Educational Professional Publisher.

Dianingtyas, I., Masyhud, S., & Ariefianto, L. (2021). Evaluasi Program Pelatihan Desain Grafis dalam Pencapaian Keberhasilan Peserta Pelatihan di Balai Latihan Kerja Banyuwangi. Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(2), 62-67.

Mahmudi, I. (2011). CIPP: Suatu model evaluasi program pendidikan. At-Ta'dib, 6(1).

Muryadi, A. D. (2017). Model evaluasi program dalam penelitian evaluasi. Jurnal Ilmiah Penjas (Penelitian, Pendidikan Dan Pengajaran), 3(1).

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Sudjana, Nana. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 

Suparno,  S.,  2016. Kreasi  Desain  Grafis Inovatif  dengan  Corel  Draw. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Opini ini dibuat oleh mahasiswa Universitas Sriwijaya

Penulis: Surya Lestari

NIM: 06151282126030

Mata Kuliah: Evaluasi Program PLS

Dosen Pengampu:

Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd., Ph.D.

Mega Nurrizalia, S.Pd., M.Pd.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun