Apabila kita sebagai manusia ditekan terus menerus, apakah kita tidak boleh bersikap radikal. Radikal memang bahaya, tapi ketika dibutuhkan radikal justru setidaknya harus ditunjukkan. Contohnya ketika masa reformasi, suatu rezim Soeharto yang sulit untuk diruntuhkan. Apakah mahasiswa harus bersikap lemah lembut dan diam. Buktinya dengan sikap radikalnya para mahasiswa melawan sistem akhirnya kepemerintahan soeharto pun bisa diruntuhkan dengan perlahan-lahan.
Setiap manusia pasti berpeluang menjadi radikal. Setiap radikalisme tentu ada indikator sebab akibat orang itu bisa dikatakan radikal. Radikal dan intoleran tentunya tidak bisa berdiri sendiri. Ada sebab dibalik itu semua. Bergantung pemahaman dan keyakinan masing-masing manusia. Apapun itu ketika suatu "isme" sudah tertancap berakar-akar di dalam diri manusianya, maka isme tersebut cenderung memengaruhi setiap tindakan, dan cara berpikir manusia.
Â
Selasa 5 Juni 2018