Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kebodohan yang Menjalar

25 Mei 2023   15:58 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:25 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Frasa 'dari dulu sudah begitu' juga keluar dari mulut mereka yang disebut kelas menengah ini. Layaknya rakyat miskin yang sedang memperjuangkan tempat tinggal mereka yang illegal. Rakyat miskin akan berontak karena mereka tidak punya pilihan, daripada keluarga mereka harus menggelepar ditengah jalan, kehujanan dan kepanasan, rentang waktu pun dijadikan alasan untuk sebuah pembenaran yang tidak akan jadi kebenaran.

Sementara si kelas menengah ini dalam pandangan saya lebih ke ogah rugi, marah, merasa ketenangannya selama ini diusik walaupun salah, merasa sudah menghabiskan uang banyak untuk terasnya yang dibongkar negara karena jelas jelas menduduki saluran air yang notabene adalah fasum dan fasos, bukan milik pribadi.

https://jakarta.tribunnews.com/
https://jakarta.tribunnews.com/

Kalau rakyat kecil hanya menangis pasrah, si kelas menengah yang merasa memiliki dana lebih memilih melawan. Mereka menggerakkan karyawan, bikin spanduk, mengajak kelas menengah lain yang sudah ditulari perspektif jahanam (begitu saya menyebutnya) lalu demo di rumah si ketua RT yang dianggap biang rusuh.

Kalau sudah begini, Pemerintah provinsi tentunya menjadi sorotan. Kemana saja selama ini. Apalagi berdasarkan keterangan ketua RT, ia sudah melaporkan kejadian ini sejak tahun 2019 dan rutin setiap tahunnya, namun tidak di tanggapi. Dimana lurah yang seharusnya menguasai wilayahnya.

Tidak tahu

Pura-pura lupa

Atau memilih tutup mata

Terima kasih kepada ketua RT bernama Riang yang membuka mata bahwa kebenaran akan selalu menjadi pihak yang dipersalahkan bagaimanapun caranya. Bahwa kicauan netizen hanya akan menjadi kicauan dan dukungan di dunia maya, namun bingung juga bagaimana menunjukkan dukungan di dunia nyata untuk hal ini.

Tetaplah menjadi RIang seperti namanya, dan semoga tidak dikucilkan dari pergaulan lingkungan rumah kelas menengah yang bodohnya luar biasa.

Ah..maaf, mungkin ada beda kelas ya. Anda tahu aturan, taat aturan dan bisa baca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun