Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Diary

Khawatir/Kuatir

9 September 2022   14:25 Diperbarui: 9 September 2022   14:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iamfearlesssoul.com

Ada sebaris ayat Alkitab yang mengatakan untuk tidak kuatir tentang apapun dan menyerahkan kekhawatiran kita hanya kepada Si Empunya hidup. Sejenis ayat sakti yang sebenarnya bisa disalahgunakan dalam hal mencobai Sang Maha.

Kenapa kuatir kalau ada Dia

Kenapa kuatir soal rejeki dan masa depan kalau Tuhan berserta

*dan yang bilang tidak perlu khawatir hanya duduk manja dan goyang goyang kaki tak berguna.

Sebagai manusia, wajar dan manusiawi sekali rasanya ketika khawatir itu datang, toh kita bukan nabi, bukan juga Sang Maha yang tahu segala hal dari ujung ke ujung layaknya auditor kepo terhadap laporan keuangan perusahaan.

Belum lama ini saya mulai khawatir.

Iya khawatir

Saya khawatir kalau kalau usaha yang baru mulai saya rintis 3 bulan terakhir tidak cukup untuk memenuhi kewajiban saya. Saya kuatir kalau kalau tabungan saya untuk bertahan sampai usaha saya bisa benar-benar lancar akan habis nantinya dan saya hanya bisa gigit jari. Dan terakhir saya kuatir tentang penolakan.

Iya, penolakan. Tapi bukan soal asmara dan sejenisnya :D

Usaha yang saya jalani ini masih saya jalankan secara door to door, yang berarti saya menawarkan produk yang saya jual dari rumah ke rumah. Sambil bilang misi lalu dimulai dengan pembukaan dan la la la ..

Saya tidak bisa bohong kalau sebelum turun dari kendaraan dan menawarkan barang, ada rasa takut dan kuatir. Takut takut kalau si empunya rumah tidak welcome atau mungkin merasa terganggu. Masih mending jika ditolak dengan halus, kalau di tolaknya dengan jawaban yang tidak enak .

Halah..

Dan saya pun menyerahkan kekuatiran saya kepada Sang Maha.

Yang kemudian Sang Maha menjawabnya dengan sambutan yang hangat dari orang-orang yang saya datangi rumahnya.

Iya, begitulah cara Sang Maha bekerja. Benar-benar berbeda dengan pikiran dan kekuatiran saya. Tidak ada yang menjawab dengan ketus ataupun tidak enak, bahkan beberapa menyambut dengan baik usaha saya dan meminta list harga :D

Ya, walaupun belum tau deal atau tidaknya nanti, tapi bagi orang yang baru mulai usaha seperti saya, ditanya mengenai dagangan itu berjuta rasanya. Mungkin kalian akan bilang lebai, tapi saya percaya bahwa dari pertanyaan itulah ada kesempatan, ada peluang dan ya, ada rejeki yang mengintip di sana :D

Terima kasih untuk ke khawatiran saya yang tidak terjadi..

Salam dagang :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun