"Tuk.. tuk... tuk...."
Ini adalah pintu yang kesekian dari sekian banyak hari yang dihampiri Luna bersama resolusi dan refleksi. Kali ini, pintu rumah hari libur menjadi sasaran Luna. Hari libur membuka pintu rumahnya.
"Hai Luna.. "
"Aku mau minta maaf.. " ujar Luna tanpa basa basi.
"Kenapa... "
"Aku minta maaf karena selama ini mungkin sering menyia-nyiakan mu, lebih memilih bermalas-malasan atau menghamburkan uang ketika kamu datang. "
Hari libur hanya tertawa kecil, dan Luna segera berlalu menuju hari berikutnya bersama resolusi dan refleksi,Â
Luna menuju ke rumah hari ulang tahun ibu.
"Aku mau minta maaf karena sering melupakanmu... "
"Kamu baru sadar aku penting.. ? " ujar hari ulang tahun ibu
Luna tidak membalas kata-katanya. Ia sadar, hari ulang tahun ibu sudah sering mengingatkan Luna betapa penting dirinya. Mengingatkan Luna kalau ia adalah hari yang tidak boleh dilupakan dan diabaikan begitu saja.