Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Andrea Pirlo, Pemain "Breaker" Rasa "Playmaker"

8 November 2017   13:23 Diperbarui: 8 November 2017   14:42 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"A true genius of the Beautiful Game played his final match yesterday. It's been an honor to share the journey with you. Grazie, Maestro" --Juventus Instagram Account-

Andrea Pirlo secara resmi telah mengumumkan keputusannya untuk pensiun kemarin. Pertandingan antara New York FC melawan Colombus Crew di MLS menjadi laga terakhirnya. Mantan pemain Brescia dan Inter Milan itu menorehkan prestasi yang gemilang selama karir sepakbolanya. Bersama Italia, ia berhasil mengantar Gill Azzuri menjadi kampiun Piala Dunia 2006 setelah mengalahkan Prancis dalam laga yang mejadi pertandingan terakhir Zinedine Zidane. Di tahun 2012, ia juga berhasi mengantarkan Italia menuju final Piala Eropa menghadapi Spanyol yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2 tahun sebelumnya.

Di level klub, ia menjadi salah satu deep playmaker terbaik di masanya. Bersama AC Milan, ia berhasil mempersembahkan  Si Kuping Besar ke lemari trofi klub berjuluk setan merah tersebut. Di Juventus pun, ia menjadi salah satu elemen penting kedigdayaan Juventus di Liga Italia yang dan membantu klub berjuluk La Vechia Signora tersebut meraih gelar juara Liga Italia dari musim 2011/2012 -- 2014/2015. Bahkan di musim terakhirnya ia berhasil mengantarkan Juventus ke final Liga Champion sebelum di tekuk Barcelona di partai final.

Gelandang Elegan

Sebagai pemain tengah, Pirlo di kenal sebagai gelandang yang unik. Meski posisinya adalah gelandang bertahan,namun tugasnya tak hanya merebut bola dan menjadi tembok lapis pertama bagi garis pertahanan, Ia juga dikenal memiliki umpan umpan yang tajam yang mengarah langsung ke jantung pertahan lawan. Keberadaannya seolah mengganti stigma pemain bertahan yang pada masa itu lebih di identik dengan pemain yang bertenaga dan menjurus kasar dengan tekel dan gaya main yang keras.

"Dia salah satu gelandang bertahan terbaik, dia mengubah posisi nomor 6. Sebelumnya nomor 6 hanya memiliki tugas menekel dan memenangi bola, namun kini nomor 6 harus memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama dengan pemain nomor 10. "  ujar Patrick Viera, salah satu Legenda Arsenal yang kini menjadi sebagai pelatih di New York City.

Keberadaan Pirlo sebagai Jendral di lapangan tengah memang menjadi keuntungan sendiri bagi semua pelatih yang bekerjasama dengannya. Meki tak memiliki karakter keras dan bertenaga seperti gelandang bertahan pada umumnya, Pirlo memiliki senjata lain berupa umpan umpan akurat dan kejelian dalam melihat ruangan kosong di garis pertahanan lawan. Selain itu, ia juga handal dalam mengeksekusi bola bola mati.

Selama 22 tahun karir profesionalnya, Pirlo telah memenangi total 13 trophy sepanjang karirnya, dimana AC Milan menjadi puncak karirnya. Bersama Carlo Ancelloti, ia mengantar Milan ke era emasnya di awal millennium tepatnya di musim 2002-2003 ketika ia berhasil membantu Milan meraih treble winner dengan memenangi Liga Champion, Liga Italia dan Piala Italia.

Ancelloti, Inter Milan dan Juventus

download-5a02b41c5a676f4b7b3ae042.jpg
download-5a02b41c5a676f4b7b3ae042.jpg

Bagi Pirlo, Ancelloti memang menjadi sosok spesial. Di awal karir professionalnya, Pirlo memang sempat mengalami kesulitan setelah pindah dari brescia ke Inter Milan. Di inter ia jarang mendapatkan tempat utama dan kalah bersaing dengan gelandang gelandang Inter kala itu seperti Clarence Seedorf, Mohammad Kallon, hingga Cristiano Zanetti. Ia pun akhirnya dipinjamkan ke Reggina dan Brescia, sebelum akhirnya di musim 2001/2002 ia direkrut klub sekota Inter dengan mahar 18 juta euro di era pelatih Fatih Terim yang hanya bertahan selama 4 bulan di AC Milan.

Ancelloti yang datang menggantikan Terim, jeli melihat potensi yang ada pada Pirlo. Ia pun menempatkan Pirlo sebagai gelandang bertahan, dimana sebelumnya posisi asli Pirlo adalah sebagai gelandang serang atau trequartista.

"Dia (Ancelloti) mengubah karir saya dengan menempatkan saya di depan garis pertahanan. Kami berdua mempunyai masa lalu yang luar biasa."

Bersama Ancelloti dan Milan, ia mengubah Milan menjadi salah satu klub menakutkan di kancah Eropa dan berhasil mengantar Milan menebus final Liga Champion sebanyak 3 kali dimana ia berhasil memenangi 2 dari 3 laga final tersebut. Setelah 10 musim di Milan, ia pun hengkang ke Juventus setelah kontraknya tidak lagi di perpanjang Irossoneri.

"Saya berpikir bahwa 'Tuhan memang ada'. Pemain dengan level dan kemampuan sepertinya, tanpa perlu menyebut bahwa datang dengan status bebas transfer, saya rasa ini adalah rekrutan terbaik abad ini," 

Itulah kata sambutan yang diberikan rekan senegaranya Gianluiogi Buffon kala tahu Pirlo akan datang ke Juventus dengan status bebas transfer. Sambutan yang tak berlebihan, mengingat selama 4 musim di Juventus, ia menjadi komponen utama di lini tengah Juventus yang berhasil mengantar Juventus merajai Liga Italia. Anggapan bahwa Pirlo telah habis ketika ia memutuskan hijrah dari AC Milan di mentahkan Pirlo dengan penampilan brilian di atas lapangan. 

Ia menjadi jendral sekaligus dirijen bagi orchestra lini tengah Juventus bersama dengan Arturo Vidal dan Paul Pogba. Visinya sebagai gelandang tak berkurang bahkan kemampuannya dalam menentukan arah permainan kian matang. Milan seolah melakukan kesalahan yang sama dengan Inter Milan ketika melepas pemian sekaliber Pirlo ke salah satu klub rival.

Keputusan Pirlo untuk pensiun pun mengundang berbagai reaksi di dunia maya. Gary Lineker dalam akun twitternya menuliskan bahwa Pirlo merupakan gelandang terbaik di generasinya. David Villa mengatakan ia bangga pernah bermain bersama Pirlo. Mario Ballotelli dalam akun instagramnya bahkan mengatakan kalau menurutnya Pirlo masih mampu bermain selama 10 tahun lagi.

Ya, siapapun yang pernah melihat dan bermain bersama Pirlo pastinya akan merindukan umpan umpan 'ajaib' yang biasa di lepaskannya ke daerah pertahanan lawannya, tendangan bebas, hingga gayanya yang elegan di atas lapangan.

Grazie maestro.

gbr : disini disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun