Ancelloti yang datang menggantikan Terim, jeli melihat potensi yang ada pada Pirlo. Ia pun menempatkan Pirlo sebagai gelandang bertahan, dimana sebelumnya posisi asli Pirlo adalah sebagai gelandang serang atau trequartista.
"Dia (Ancelloti) mengubah karir saya dengan menempatkan saya di depan garis pertahanan. Kami berdua mempunyai masa lalu yang luar biasa."
Bersama Ancelloti dan Milan, ia mengubah Milan menjadi salah satu klub menakutkan di kancah Eropa dan berhasil mengantar Milan menebus final Liga Champion sebanyak 3 kali dimana ia berhasil memenangi 2 dari 3 laga final tersebut. Setelah 10 musim di Milan, ia pun hengkang ke Juventus setelah kontraknya tidak lagi di perpanjang Irossoneri.
"Saya berpikir bahwa 'Tuhan memang ada'. Pemain dengan level dan kemampuan sepertinya, tanpa perlu menyebut bahwa datang dengan status bebas transfer, saya rasa ini adalah rekrutan terbaik abad ini,"Â
Itulah kata sambutan yang diberikan rekan senegaranya Gianluiogi Buffon kala tahu Pirlo akan datang ke Juventus dengan status bebas transfer. Sambutan yang tak berlebihan, mengingat selama 4 musim di Juventus, ia menjadi komponen utama di lini tengah Juventus yang berhasil mengantar Juventus merajai Liga Italia. Anggapan bahwa Pirlo telah habis ketika ia memutuskan hijrah dari AC Milan di mentahkan Pirlo dengan penampilan brilian di atas lapangan.Â
Ia menjadi jendral sekaligus dirijen bagi orchestra lini tengah Juventus bersama dengan Arturo Vidal dan Paul Pogba. Visinya sebagai gelandang tak berkurang bahkan kemampuannya dalam menentukan arah permainan kian matang. Milan seolah melakukan kesalahan yang sama dengan Inter Milan ketika melepas pemian sekaliber Pirlo ke salah satu klub rival.
Keputusan Pirlo untuk pensiun pun mengundang berbagai reaksi di dunia maya. Gary Lineker dalam akun twitternya menuliskan bahwa Pirlo merupakan gelandang terbaik di generasinya. David Villa mengatakan ia bangga pernah bermain bersama Pirlo. Mario Ballotelli dalam akun instagramnya bahkan mengatakan kalau menurutnya Pirlo masih mampu bermain selama 10 tahun lagi.
Ya, siapapun yang pernah melihat dan bermain bersama Pirlo pastinya akan merindukan umpan umpan 'ajaib' yang biasa di lepaskannya ke daerah pertahanan lawannya, tendangan bebas, hingga gayanya yang elegan di atas lapangan.
Grazie maestro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H