Kekalahan 5-1 dari Bayern Muenchen di Alianz Arena rabu dini hari membuat spekulasi masa depan Arsene Wenger di Arsenal kembali naik ke permukaan. Wenger yang masa kontaknya di akhir musim ini mulai dipertanyakan kapasitasnya untuk kembali memimpin tim gudang peluru di musim depan, mengingat dalam 1 dekade terakhir hanya 2 gelar piala FA yang mampu di persembahkan wenger untuk Arsenal dari kemungkinan 40 gelar yang tersedia di Inggris dan juga Eropa.
Sejak datang dari Nagoya Grampus, Wenger berhasil menyulap Arsenal menjadi tim papan atas yang mampu bersaing dengan Mancherster United era Sir Alex. Bersama Arsenal, ia mampu mengukir rekor tak terkalahkan dalam 49 pertandingan di tahun 2004 dan menjuarai Liga Inggris di tahun 2003. Di tangan Wenger, Arsenal menjadi tim dengan permainan cepat dan atraktif dengan barisan pemain muda dan keuangan yang melimpah.
Nama nama seperti Thiery Hendry, Kolo Toure hingga Patrick Viera, bukanlah nama nama beken nan mahal ketika di datangkan Wenger ke Arsenal. Thiery Hendry tak lebih dari striker gagal di Juventus yang kemudian berhasil di poles Wenger hingga menjadikannya salah satu striker paling mematikan yang pernah ada di ranah Inggris. Patrick Viera pun sama, gagal di AC Milan, Wenger merekrutnya dan menjadikannya salah satu gelandang “no 4” terbaik di dunia.
Kepiawaian Wenger dalam merekrut pemain dan memoles pemain muda berimbas pada keuntungan finansial yang di dapat Arsenal, sehingga membuat Arsenal mampu membangun stadion baru Emirates Stadium di tahun 2006, menggantikan Stadion Highbury yang telah menjadi markas Arsenal sejak tahun 1913.
Namun di satu sisi, fans Arsenal pastinya tidak mau setiap tahunnya Arsenal hanya menjadi penonton tim tim lain yang terus berbenah dan menjadi kuda pacu dalam persaingan gelar juara liga Inggris. Entah di perlukan atau tidak tapi yang pasti, suara suara yang menyudutkan Wenger setelah kekalahan telak dari Bayern mulai berkumandang, bahkan dari para mantan pemainnya
“Kini Wenger harus mempertimbangkan dengan serius masa depannya karena ini memalukan. Saya tidka suka melihat dia pergi, tapi ini adalah titik terendahnya sebagai Manajer Arsenal” –Martin Keown.
“Ini membuat saya sedih melihat dia seperti itu. Saya tahu kualitas pemenang yang dimilikinya. Saya pikir dia sadar, dia terlihat begitu rendah. Tim ini tidak mendapat perhatian dari dia” –Lee DIxon
Hanya mampu meraih 2 gelar Piala FA dalam 10 tahun terakhir, Wenger tentunya dalam posisi tak aman. Namun patut di garisbawahi bahwa Wengerlah yang membangun fondasi Arsenal dan menjadikannya tim yang identik dengan young guns nya. Tanpa Wenger, tidak mungkin ada Cesc Fabregas, Konscielny atau Dennis Berkamp yang saat ini kita kenal. Dan jika saja Arsenal memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Wenger di akhir musim nanti, mungkin itu akan menjadi kado pahit bagi Arsene yang tahun ini genap berumur 21 tahun di Arsenal, sekaligus menandai sebuah era baru di Arsenal yang selama ini identik dengan Wenger dan barisa pemain muda miliknya.
Arsenal is Arsene
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H