Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Faktor-faktor Kenapa Valencia Terpuruk

14 Desember 2016   16:30 Diperbarui: 14 Desember 2016   16:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://soccer.sindonews.com/read/1141534/188/valencia-cari-pelatih-ke-10-dalam-4-tahun-terakhir-siapa-yang-berani-1474560686

Musim 2016/2017 ini mungkin menjadi start terburuk Valencia sepanjang sejarah klub, setelah 8 kekalahan dari 12 pertandingan yang di ukir oleh Pako Ayestaran, pergantian pelatih yang di lakukan manajemen pun seolah tak membuahkan dampak yang signifikan. Hingga pekan ke 15 , Los Ches masih tercecer di peringkat 17 dengan hanya mengumpulkan 12 point , dan hanya menang selisih gol dari Sporing Gijon yang berada di zona merah. Lalu mengapa Valencia yang notabene merupakan salah satu klub besar di Spanyol tidak bisa bersaing di papan atas di mana seharusnya mereka berada ?? Berikut analisis saya :

Pergantian Pelatih

Tak bisa di pungkiri, sejak di tinggal Nuno Santo yang mengundurkan diri pada 2015 silam, Valencia sudah menggonta ganti kursi pelatih mereka hingga sebanyak 3 kali. Pergantian pelatih ini tentunya berdampak pada para pemain, mulai dari porsi latihan, metode kepelatihan, hingga taktik dan dan strategy yang tentunya berbeda dari satu pelatih ke pelatih lainnya.

Bayangkan, pada musim 2015/2016 saja, skuad Valencia harus menghadapi 3 pelatih berbeda selama 1 tahun, mulai dari Nuno Esprito Santo, Phill Neville, hingga terakhir Pako Ayestaran. Bahkan nama terakhir kembali di pecat ketika musim 2016/2017 belum berjalan setengah musim dan kembali di ganti dengan Cesare Prandelli, yang merupakan pelatih ke 10 Valencia dalam 4 musim terakhir !!

Strategy Transfer Yang Buruk

https://www.whoscored.com/News/zcjinL22-ECb5t4sHNKe3g/Show/Player-Focus-Valencias-Centre-Backs-Providing-Foundations-for-Future-Success
https://www.whoscored.com/News/zcjinL22-ECb5t4sHNKe3g/Show/Player-Focus-Valencias-Centre-Backs-Providing-Foundations-for-Future-Success
Kalau mau melihat ke belakang, kita akan mendapatkan fakta bahwa awal kehancuran Valencia di mulai ketika mereka menjual Nicolas Otamendi ke Manchester City. Kepergian Otamendi meninggalkan lubang yang besar di lini belakang Valencia. Manajemen kala itu tak mampu mendatangkan pemain yang sepadan untuk menggantikan peran Otamendi di lini belakang Valencia. Musim ini pun kembali sama, penjualan Andre Gomes dan Paco Alcacer ke Barcelona berdampak signifikan. Valencia tidak lagi memiliki gelandang yang mampu menari di lini tengah dengan tusukan dan umpan umpan matang seperti yang di perlihatkan Andre Gomes yang berdampak pada mandulnya lini depan Valencia.

Penjualan Mustafi pun bisa di bilang sebelas dua belas. Kedatangan Garay dan Mangala di akhir penutupan bursa transfer belum berdampak banyak, toh buktinya hingga pekan ke 15 ini, Valencia telah kebobolan hingga 29 gol, yang artinya mereka kebobolan 2 kali tiap pertandingan.

Manajemen Yang Buruk

http://en.valenciacf.com/bd/imagenes/imagen38835g.jpg
http://en.valenciacf.com/bd/imagenes/imagen38835g.jpg
Manajemen memainkan peranan penting dalam kesuksesan atau kegagalan sebuah klub. Meski tidak berada di atas lapangan dan hanya berada di belakang layar, peran menegement klub tidak bisa di remehkan. Lihatlah Dortmund yang berhasil bangun dari kegagalan dan kebangkrutan yang menerpa mereka di awal tahun 2000 an, atau mungkin Parma yang dulu di era 90 berjaya dan kini harus menerima kenyataan bahwa mereka dinyatakan pailit.

Valencia mulai kehilangan arah dalam manajemen klub ketika Amadeo Salvo mundur dari jabatannya sebagai Presiden Valencia, yang menurut beberapa media merupakan respon yang di berikannya ketika Rufete dan Ayala yang kala itu menjabat sebagai Direktur Olahraga Valencia mundur setelah masalah transfer Rodrigo Caio yang sudah tiba di Valencia tanpa persetujuan mereka -yang akhirnya Rodrigo Caio tidak lolos test medis-. Dalam sebuah wawncara dengan Plaza Deportiva Direktur Olahraga Valencia Jesus Garcia Pitarch mengatakan bahwa salah satu alasan penunjukan Pako dalam melatih Valencia adalah karena ia bisa berbahasa Inggris yang mana, itu merupakan hal penting dalam berkomunikasi dengan Layhoon maupun Peter Lim, padahal  kalau dilihat dari aspek Olahraga, Pako belum pernah punya pengalaman menangani klub besar di Eropa, hal yang seharusnya menjadi perhatioan serius manajemen dalam mempertimbangkan posisi pelatih

Power Of Lim

http://www.todayonline.com/sports/peter-lim-committed-turning-valencias-fortunes-around-says-sporting-director-pitarch
http://www.todayonline.com/sports/peter-lim-committed-turning-valencias-fortunes-around-says-sporting-director-pitarch
Ya, dan terakhir adalah bagaimana kuatnya pengaruh Lim dalam Valencia. Tak heran memang, mengingat ia adalah oemilik hampir 70% saham Valencia, hanya saja kebijakannya bisa di bilang kadang mengundang pertanyaan. Sebagai contoh misalnya ketika ia memilih memecat Juan Antonio Pizzi yang kala itu berhasil mengantar Valencia hingga ke semifinal Liga Eropa dan memilih Nuno Esprinto Santo yang hanya berhasil mengantarkan Rio Ave ke Final Taca De Liga Portugal (sekelas Piala Raja di Sapnyol). Belum lagi ketika ia menunjuk Gary Neville -yang notabene temannya- yang tak memiliki pengalaman sebagai pelatih di klub besar untuk melatih Valencia yang berujung kegagalan total.

Peter Lim bisa di bilang terlalu mencampuri urusan olahraga dalam Valencia, padahal sebagai pemilik seharusnaya lah ia lebih mendukung apa yang di butuhkan klub, bukan justru terlalu mencampuri hal hal teknis dalam klub. Pertemanannya dengan Jorge Mendes pun ibarat pisau bermata dua, tecatat pemain seperti Aymen, Adderlan Santos, hingga Santi Mina merupakan agen dari Mendes yang di beli Lim dengan harga yang tidak murah dengan kontribusi yang minimal untuk klub.

Masih ingat ketika Roman Abramovich berhasil membeli Shevchenko dengan harga selangit dr AC Milan yang berujung pada mandeknya karir Sheva di ranah Inggris ??  Sejarah memperlihatkan bahwa yang dinginkan pemilik klub belum tentu menjadi apa yang di butuhkan klub, dan tidak selalu pemain hebat bisa memperlihatkan kemampaun yang sama seperti yang mereka perlihatkan di klub yang mereka bela sebelumnya.

Perubahan taktik, gaya main, hingga culture yang berbeda dari liga liga di Eropa menjadi pertimbangan banyak Direktur Olahraga dalam merekrut pemain. Dan Lim sepertinya lupa akan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun