Mohon tunggu...
Imam Suryanto
Imam Suryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Just for sharing!

Government Public Relations. Founder/CEO Bright Up Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Public Relations: New Normal, New Style

16 Juni 2020   08:54 Diperbarui: 16 Juni 2020   19:01 3878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PR di Era Kenormalan Baru--moerycompany.com

Bahwa diketahui pada masa itu korban jiwa jauh lebih besar dari Covid-19, padahal mobilisasi dari masyarakat dunia belum semasif saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam menanggulangi pandemi pada masa dulu dengan masa modern ini. Perbedaan penting itu adalah informasi, karena dengan informasi yang benar dapat menyelamatkan korban jiwa.

Strategi komunikasi menjadi peranan yang vital bagi seorang PR dalam mengatasi krisis pandemi Covid-19. Seorang PR harus memiliki konsep yang matang dengan mengelaborasi seluruh data dan fakta menjadi sebuah pesan informasi yang dapat disampaikan ke masyarakat. Pesan informasi yang disampaikan ini tentunya harus relevan dan tepat dengan situasi saat pandemi ini. 

Peran PR dalam menyampaikan pesan informasi yang baik dan tepat tentunya akan menjaga dan membangun reputasi serta menciptakan citra positif instansi/lembaga/perusahaan melalui pengelolaan dan pemantauan informasi serta komunikasi terstruktur.

Pandemi Covid-19 membawa masyarakat dalam kondisi VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity). Jika diterjemahkan secara gamblang VUCA adalah anomali, ketidakpastian, kerumitan, dan juga ketidakjelasan. Kondisi seperti ini membuat masyarakat mencoba mencari informasi tentang Covid-19.

Untuk itu, PR memiliki peranan yang strategis dalam menyampaikan informasi secara kreatif, inovatif, dan efektif dengan memanfaatkan teknologi dan new media. Penyampaian pesan dengan konten yang empatif dan mengoptimalkan teknologi digital maka akan tercipta trust dan persepsi positif.

New Normal, New Style

Berbicara tentang new normal tentunya kita akan menyinggung dan membahas tentang new habit (kebiasaan baru). Bagi seorang PR, kebiasaan baru akan tercipta jika kita dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Kebiasaan baru yang dalam konteks tulisan ini mengarah kepada new style ("gaya baru"). Konteks "gaya baru" ini tentunya harus dapat dijalankan oleh para praktisi PR.

Konsep new style merupakan hal baru yang dapat dijalankan oleh praktisi PR. Konsep ini memuat unsur 3A. Apa itu unsur 3A? Unsur-unsur tersebut adalah Adopt, Adapt, Adept. Nah, ketiga unsur ini bersifat esensial bagi seoranag PR.

Unsur Adopt menjelaskan bahwa PR harus dapat mengadopsi atau menggunakan teknologi yang ada sesuai dengan perkembangan zaman. PR harus mampu menyampaikan pesan informasi dengan menggunakan media digital yang tepat dan mutakhir. Unsur Adapt menjelaskan bahwa PR harus mampu beradaptasi dengan hal-hal baru yang telah diadopasi. 

Beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mampu membuat konten yang kreatif dan bersifat informatif serta solutif bagi masyarakat. Sedangkan unsur yang ketiga yaitu Adept yang berarti mahir/ahli di bidangnya.

Seorang PR harus mahir/terampil dalam berbagai hal khususnya sesuatu yang telah diadopsi dan diadaptasi. Untuk itu, seorang PR harus tetap mau belajar hal-hal baru sehingga akan terus memperkaya pengetahuan dan keterampilannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun