Tidak Hanya di Indonesia, di Taiwan juga Merayakan HUT RI ke-71

Tahukan Anda kalau perayaan hari kemerdekaan Indonesia tidak hanya dirayakan di Indonesia saja? Banyak masyarakat dan kantor pemerintahan Indonesia yang berada di luar negeri juga turut serta dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Bisa Anda bayangkan bahwa lagu Indonesia Raya telah bergema di beberapa belahan negara lain khususnya pada bulan Agustus.

Kemerdekaan suatu bangsa merupakan harga muthlak bangsa itu untuk menentukan cita-cita luhurnya. Dan puji syukur kehadirat Tuhan yang pada akhirnya memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk merasakan menjadi negara merdeka dari penjajahan. Kemerdekaan Indonesia selalu diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Besar animo masyarakat Indonesia dalam memperingati hari jadi negara kita. Nah, pada tulisan kali ini penulis akan bercerita tentang resepsi perayaan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71 di Taipei, Taiwan, pada tanggal 19 Agustus. Ingin tahu bagaimana serunya perayaan kemerdekaan di sana? Yuk, simak ceritanya….

Foto bersama dengan KDEI Taiwan

Suara musik tradisional menggema di ruangan ballroom Hotel Grand Hyatt Taipei, Taiwan. Alunan musik tradisional yang dimainkan dengan apik oleh Sinta Nauli Group mengiringi para penari tor-tor yang datang dari pintu utama ruangan. Terlihat dibelakang para penari terdapat iringan pejabat dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei serta pejabat perwakilan dari Taiwan. Alunan musik nan indah serta tarian yang meriah membuat suasana ruangan semakin bergairah. Desain ruangan yang  megah menambah meriah acara tersebut. Para tamu undangan terlihat masuk berdatangan, mulai dari perwakilan kepala negara yang berada di Taiwan, kalangan pengusaha Taiwan, para pelaku usaha asal Indonesia di Taiwan, sampai komunitas masyarakat Indonesia di Taiwan.

Sinta Nauli Group sedang mengiringi para penari

Alunan lagu Indonesia Raya berkumandang dengan indah dan menggema di setiap sudut ruangan. Para tamu undangan serentak memperhatikan barisan paduan suara yang mengumandangkan lagu dengan penuh semangat. Suasana semakin khidmat dan syahdu ketika terlihat para tamu undangan memakai kain Ulos yang dibagikan oleh panitia acara. Seisi ruangan juga terasa sangat berenergi mendengarkan semangat alunan musik nasional itu.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Kepala KDEI Taipei, Robert James Bintaryo. “Hubungan Indonesia dan Taiwan semakin kuat dan akan semakin penting dalam beberapa masa ke depan. Banyak hal telah dicapai dalam hubungan ekonomi antara kedua belah pihak, namun kondisi perekonomian global dan kawasan Asia Timur yang belum pulih sepenuhnya masih menyisakan ruang untuk perbaikan dan terus semakin menuju hubungan ekonomi antara Indonesia dan Taiwan yang bermanfaat bagi masyarakat kedua belah pihak”, tegas beliau. Dalam kesempatan ini, turut hadir tamu kehormatan dari Indonesia adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI, Srie Agustina, bersama dengan jajaran pejabat dan staf lainnya.

Nasi tumpeng di Resepsi Kemerdekaan Indonesia di Taipei

Gunungan nasi tumpeng berwarna kuning dan berukuran sedang terlihat banyak mendapat perhatian dari para tamu undangan. Letaknya yang tepat di depan panggung dan berada di tengah terlihat indah dengan miniatur bendera merah putih di atasnya. Nasi tumpeng dalam adat nusantara dipercaya merupakan lambang kemakmuran hidup. Tidak berselang lama, pemotongan nasi tumpeng dimulai. Pemotongan dilakukan oleh Ketua KDEI, Robert James Bintaryo.

Rangkaian acara seremonial satu per satu mulai berlalu, tiba pada acara makan malam bersama. Nuansa aroma bumbu khas nusantara terasa sangat kuat tercium. Beberapa meja makanan yang tersedia di sepanjang pinggiran ruangan, tersaji beberapa makanan khas Indonesia seperti opor ayam, ayam goreng dan lalapan, soto ayam Surabaya, ketupat tahu, nasi goreng, sate, dan masih banyak makanan khas daerah Indonesia lainnya, semuanya serba Indonesia. Sekitar 350 tamu undangan terlihat sangat menikmati hidangan khas Indonesia yang diracik oleh koki dari Indonesia juga.

Hidangan makanan tradisional khas Indonesia

Rangkaian acara terakhir adalah hiburan atau acara bebas. Terlihat beberapa persembahan lagu daerah dilantunkan oleh Sinta Nauli Group dan beberapa pertunjukan tarian dari perwakilan KDEI. Nuansa tradisional kian terasa ketika beberapa lagu daerah dikumandangkan, seperti lagu-lagu daerah Batak, NTT, Irian Jaya, Jawa, dan beberapa daerah lainnya. Sebagian para tamu undangan terlihat sibuk dengan kamera ponselnya untuk mengabadikan momen yang unik ini. Sesekali juga ditampilkan beberapa video tentang keindahan alam dan nuansa Indonesia di layar proyektor di sebelah panggung, sehingga para tamu undangan dapat lebih mengenal keindangan Indonesia. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk promosi untuk berkunjung ke Indonesia, masih banyak hal menarik yang dapat ditemukan di Indonesia. Ya, hanya di Indonesia.

Penampilan tarian daerah di acara Resepsi HUT RI ke-71 di Taipei, Taiwan

Suasana begitu terlihat akrab dan ramah. Nuansa nasionalisme kian terasa. Waktu pun terus berlalu, dan semakin malam terasa semakin meriah. Malam telah menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat. Acara pun mulai ditutup dengan persembahan lagu-lagu daerah Indonesia. 

Kemerdekaan Indonesia merupakan jerih payah yang diraih oleh para pahlawan bangsa. Tidak mudah untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan bendera pusaka sang merah putih. Banyak keringat perjuangan yang telah dikucurkan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Melakukan perayaan dan memperingati hari kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu bentuk mengormati dan mengilhami jasa serta semangat para pahlawan perjuangan yang telah gugur. Dan perlu diingat, bahwa untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia tidak hanya dapat dilakukan di Indonesia, tetapi selama jiwa dan raga masih mencintai Indonesia, dapat dilakukan dimana saja kita berada. Untuk itu mari kita selalu mengisi kemerdekaan bangsa dan teruskan perjuangan para pahlawan kita dengan semangat perjuangan serta kerja nyata untuk bangsa tercinta, Indonesia.

“Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita”― Sukarno